IHRAM.CO.ID, SANAA -- Seorang nelayan yang terlantar dari Hodeidah, menemukan sepotong besar Ambergris yang berharga di dalam tubuh Paus Sperma. Temuannya tersebut mampu membawa kesejahteraan kepada seluruh penduduk desa.
Dilansir dari Middle East Eye, kehidupan sebagai nelayan di Yaman hampir mustahil sejak pecahnya perang di negara tersebut enam tahun lalu. Sejak itu, banyak lautan Yaman adalah daerah terlarang. Ini pun memutus sumber mata pencaharian ribuan orang Yaman.
Pembatasan lebih longgar terdapat di Provinsi Aden Selatan, sehingga menarik para nelayan yang terlantar dari Hodeidah. Sayangnya, tidak banyak peralatan yang bisa dimiliki begitu juga dengan perahu, sehingga mereka harus bergabung dengan kelompok penangkapan ikan yang lebih besar dan harus berbagi hasil rampasan.
Suatu hari pada Februari, sekelompok nelayan dari desa al-Khaisah, termasuk beberapa yang terusir dari Hodeidah melaut. Mereka menemukan bangkai paus sperma raksasa, yang berisi potongan ambergris yang sangat besar. Ambergris merupakan zat langka yang dikenal sebagai "emas mengambang" atau "harta karun laut".
"Ketika para nelayan melewati ikan mati berukuran besar, seorang nelayan yang mengungsi dari Hodeidah berteriak kepada rekan-rekannya, karena dia mengenalinya sebagai ikan paus sperma,” kata Abdulrahman, salah satu nelayan yang mengambil ikan paus tersebut, dilansir Middle East Eye, Kamis (8/4).
Menurut Abdulrahman, ia sering kali melewati ikan mati yang sama lebih dari sekali. Namun ia tidak memberikan perhatian apapun karena laut penuh dengan ikan mati. "Tapi pengalaman nelayan Hodeidah membuat perbedaan. Nelayan Hodeidah memiliki pengalaman dalam mengenali paus sperma," terangnya.
Abdulrahman mengatakan mungkin dia melewati beberapa yang mengapung di air, tetapi tidak pernah mengenalinya sebagai paus sperma karena dia fokus mencari ikan untuk ditangkap.
Ia kembali mengenang bagaimana bisa membawa bangkai paus sperma ke tepi pantai di lepas Gunung Shamsan Aden. Semua itu ujarnya, membutuhkan bantuan dari sembilan perahu nelayan.
"Lebih dari 100 nelayan ikut serta membawa paus ke pantai, membelahnya lalu menjaga ambergris dan menjualnya,” kenang Abdulrahman.
Untuk menghindari perselisihan, para nelayan menyepakati persentase untuk setiap orang sebelum menjual ambergris. Mereka kemudian menjualnya seharga 1,3 miliar real Yaman, yang bernilai sekitar 1,5 juta dolar (Rp 21,8 miliar).
Ambergris memiliki berat kilogram dan para nelayan menjualnya kepada seorang pedagang dari Uni Emirat Arab, dan Abdulrahman bertindak sebagai perantara. Beberapa nelayan kata dia, ada yang mendapat 30 juta, ada yang kurang atau lebih, bahkan penjaga masing-masing mendapat 250.000 real. :Setiap orang mendapat uang berdasarkan perannya," kata dia.
“Setiap keluarga di al-Khaisah merasa bahagia, karena semuanya mendapat sejumlah uang dari hasil penjualan ambergris,” terang Abdulrahman.
Ambergris merupakan zat padat yang diproduksi di usus Paus sperma. Setelah beberapa tahun, ambergris akan keluar, kadang-kadang keluar dari mulut paus namun lebih sering melewati sistem pencernaan.
Ambergris juga dikenal sebagai muntahan ikan paus yang sangat berharga. Ambergris kerap dimanfaatkan sebagai minyak untuk membuat bau parfum bertahan lebih lama dan biasanya hanya untuk parfum-parfum mahal.