Jumat 16 Apr 2021 05:47 WIB

Ketakutan Perempuan Afghanistan Setelah Pasukan Asing Pergi

Perempuan Afghanistan hadapi dilema setelah ditinggal pergi pasukan asing

Rep: ferginadirabach/ Red: Muhammad Subarkah
Wanita Afgahnistan
Foto: google.com
Wanita Afgahnistan

IHRAM.CO.ID, KABUL -- Kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang berencana menarik semua pasukan AS dari Afghanistan pada 11 September 2021, menuai kontroversi dan kekhawatiran bagi wanita Afghanistan.

Sebagian dari mereka, terutama yang selama ini tinggal di kota dan hidup di bawah perlindungan pasukan AS dan sekutunya, khawatir bila nanti Mujahidin berkuasa maka situasinya akan kembali kehidupan ketika kelompok ini berkuasa, yakni penghujung awal tahun 2000.

Dan kekhawatiran ini menjadi makanan empuk media barat. Media Inggris 'The Guardian' menyebut banyak perempuan di Afghanistan khawatir dengan penarikan tersebut akan menimbulkan ketidakamanan bagi kehidupan mereka dari Taliban.

"Orang Amerika akan pergi," ujar seorang mahasiswa Universitas Herat, Basireh Heydari seperti dikutip laman The Guardian, Kamis (15/4). "Kami memiliki hari-hari yang mengerikan di depan dengan Taliban. Saya khawatir mereka tidak akan membiarkan saya meninggalkan rumah, apalagi apa yang saya lakukan sekarang," ujarnya menambahkan.

Para petinggi keamanan AS berkonsultasi dengan Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Rabu (14/4). Sekutu NATO lain seperti Jerman pun telah mengumumkan akan mengikuti jejak AS dan keluar dari Afghanistan.

Namun rakyat Afghanistan khawatir akan intensifikasi pertempuran antara pemerintah nasional dan Taliban. Kekerasan terhadap warga sipil terutama wanita dan anak-anak memang telah melonjak selama setahun terakhir.

Kendali Taliban atas negara tersebut lebih besar daripada titik manapun dalam dua dekade terakhir. Manfaat dari kehadiran militer asing yang ada di sana pun dipertanyakan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement