IHRAM.CO.ID, JAKARTA--Keberangkatan Nabi Muhammad SAW untuk beribadah Haji, pada 10 H selain diikuti oleh banyak kaum muslimin, juga disertai oleh para istri beliau. Di antara mereka adalah Saudah binti Zam'ah.
"Dia adalah Istri kedua beliau, termasuk dalam kelompok wanita pertama yang memeluk Islam," kata Syekh Ahmad Rofi Usmani dala bukunya Pesona Ibadah Haji, Salat, Zakat, Puasa, Haji
Syekh Ahmad menuturkan, ketika rombongan yang dipimpin Rasulullah SAW tiba di Muzdalifah pada malam hari, sang istri yang mendapat sebutan "Perempuan yang bertangan sangat panjang" itu memohon izin kepada beliau untuk mendahuluinya.
Dalam kesempatan itu ia berkata kepada Rasulullah. "Wahai Rasulullah!"seru Saudah.
"Izinkanlah aku mendahuluimu menuju Masy'ar Al-Haram, kemudian menuju mina untuk melempar jumrah."
Ada alasan yang tak dapat dia pertahankan sehingga ia meminta izin kepada Rasulullah untuk mendahuluinya karena badannya sudah kelelahan. Izin ini merupakan adab, karena dalam syariat melarang kita mendahului Allah dan Rasullnya.
"Aku menyampaikan izin karena tubuhku terasa lemah."
Rasululloh pun memberikan izin kepada Saudah. Saudah binti Zamah, disertai sejumlah orang, mendahului beliau dalam perjalanan menuju Mina. Miadalah tempat melempar Jumrah Aqabah.
Sebenarnya pada kesempatan itu Aisyah binti Abu bakar as-Siddiq juga ingin menyertai Saudah. Namun kemudian menahan diri untuk mendampingi beliau dan orang-orang lainnya dan akhirnya Aisyah etap berada di muzdalifah dan baru meninggalkan tempat itu selepas laksanakan sholat subuh.