IHRAM.CO.ID, BEIJING -- Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying mengatakan bahwa penggunaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai wadah untuk acara virtual yang membahas penindasan terhadap Muslim Uighur dan minoritas lainnya di Xinjiang merupakan penghinaan terhadap institusi tersebut. China telah mendesak negara-negara anggota PBB untuk tidak menghadiri acara virtual yang direncanakan oleh Jerman, Amerika Serikat, dan Inggris itu.
"AS telah bekerja sama dengan beberapa negara, menyalahgunakan sumber daya dan Perserikatan Bangsa-Bangsa, serta mencoreng dan menyerang China untuk melayani kepentingannya sendiri. Ini adalah penistaan total terhadap Perserikatan Bangsa-Bangsa," kata Hua pada konferensi pers harian di Beijing, Senin (10/5).
China mengatakan penyelenggara acara virtual PBB, yang akan diadakan pada Rabu (12/5), menggunakan "masalah hak asasi manusia sebagai alat politik untuk mencampuri urusan dalam negeri China". Beberapa negara Barat dan kelompok hak asasi menuduh pihak berwenang di Xinjiang menahan dan menyiksa warga Uighur di kamp-kamp, yang oleh AS disebut sebagai genosida.
Pada Januari, Washington melarang impor kapas dan produk tomat dari Xinjiang atas tuduhan kerja paksa.Beijing menyangkal tuduhan tersebut dan menggambarkan kamp-kamp itu sebagai pusat pelatihan kejuruan untuk memerangi ekstremisme agama.