IHRAM.CO.ID, Oleh: Jaya Suprana, Budayawan, Penggagas Rekor MURI, Pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan.
Aksi pasukan Israel membombardir kota Gaza, Palestina pada masa bulan suci Ramadhan mengundang kecaman dari berbagai penjuru dunia. Namun Israel tidak peduli kecaman sebab memang terkesan sudah menjadi keyakinan mereka untuk memusnahkan bangsa Palestina yang dianggap sebagai duri dalam daging Israel.
Tampaknya bangsa Israel sudah lupa penderitaan jutaan kaum Yahudi dibantai oleh Adolf Hitler. Maka kini bangsa Israel tega hati memperlakukan bangsa Palestina mirip dahulu Nazi Hitler memperlakukan warga Yahudi.
Namun tidak ada alasan bagi masyarakat dunia membenci kaum Yahudi akibat fakta kebengisan Israel terhadap Palestina.
Jangan generalisir Yahudi sama dengan Israel.
TIDAK SEMUA YAHUDI IDENTIK ISRAEL
Tidak semua Yahudi setuju angkara murka Israel terhadap Palestina. Israel bukan identik dengan Yahudi atau sama halnya Komunis bukan China, dan Teroris bukan Islam.
Memang mayoritas warga Israel etnis Yahudi. Namun, bukan berarti semua orang Yahudi mendukung politik kekerasan Israel terhadap Palestina.
Sama halnya dengan tidak semua warga China komunis mau pun tidak semua umat Islam setuju terorisme, maka tidak adil menstigma semua orang China komunis dan semua umat Islam teroris.
Di London saya pernah menyaksikan sekelompok Yahudi ortodoks turun ke jalan demi demo protes keras terhadap kekejaman militer Israel terhadap warga Palestina.
Cendekiawan linguistik keturunan Rusia-Yahudi, Noam Chomski adalah pejuang garda terdepan pembebasan Palestina dari belenggu penindasan Israel.
Penerima anugrah Nobel untuk perdamaian Henry Kissinger yang keturunan Yahudi pun tak setuju perilaku Israel. Bahkan dia memprediksi bahwa dengan politik kekerasan terhadap Palestina, maka negara Israel akan segera musnah.
INDONESIA PUSAKA
Tidak semua warga Israel mendukung Benjamin Netanyahu sama halnya tidak semua warga Republik Rakyat China mendukung komunis. Ini termasuk sepupu saya yang pianis.
Akibat sikapnya, maka kedua tangan sepupu saya dihancurkan Laskar Merah pada masa Revolusi Kebudayaan. Tujuannya agar mendukung politik neo-imperialisme OBOR gagasan Xi Yinping demi menguasai Asia termasuk Indonesia sampai ke Afrika dan Eropa Timur.
Secara historis etnogeopolitis kakek-nenek-moyang saya berasal dari China, maka China adalah 'Tanah Leluhur' saya. Namun mohon dimaafkan bahwa saya lebih cinta Indonesia sebagai Tanah Kelahiran saya ketimbang China sebagai Tanah Leluhur.
Semua itu selaras syair lagu Indonesia Pusaka mahakarya Ismail Marzuki: di sana tempat lahir beta, dibesarkan dibuai bunda, tempat berlindung di hari tua, tempat akhir menutup mata.