Sabtu 05 Jun 2021 16:45 WIB

Depok Perpanjang PSBB Proporsional Hingga 14 Juni

Depok Perpanjang PSBB Proporsional Hingga 14 Juni

Rep: Rusdi Nurdiansyah/ Red: Muhammad Hafil
Depok Perpanjang PSBB Proporsional Hingga 14 Juni. Foto ilustrasi: Sejumlah penumpang mengantre untuk memasuki stasiun di Stasiun Citayam, Depok, Jawa Barat, Senin (14/9). PT Kereta Commuter Indonesia mencatat jumlah penumpang KRL hingga pukul 08.00 WIB pada Senin (14/9) mencapai 92.546 penumpang. Jumlah tersebut mengalami penurunan hingga 19 persen dibandingkan Senin pekan lalu yang mencapai 114.075 penumpang akibat pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Depok Perpanjang PSBB Proporsional Hingga 14 Juni. Foto ilustrasi: Sejumlah penumpang mengantre untuk memasuki stasiun di Stasiun Citayam, Depok, Jawa Barat, Senin (14/9). PT Kereta Commuter Indonesia mencatat jumlah penumpang KRL hingga pukul 08.00 WIB pada Senin (14/9) mencapai 92.546 penumpang. Jumlah tersebut mengalami penurunan hingga 19 persen dibandingkan Senin pekan lalu yang mencapai 114.075 penumpang akibat pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta. Republika/Putra M. Akbar

IHRAM.CO.ID, DEPOK--Pemerintah Kota (Pemkot) Depok kembali menerbitkan Surat Keputusan (SK) Wali Kota Nomor 443/222/Kpts/Dinkes/Huk/2021. SK tersebut tentang perpanjangan keenam Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara proporsional pra Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) untuk pencegahan, penanganan, dan pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Kota Depok melalui Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

"Dalam SK ini menyebutkan, perpanjangan PSBB Pra AKB diberlakukan selama 14 hari. Terhitung mulai 1 Juni hingga 14 Juni 2021," ujar Juru Bicara (Jubir) Satgas Covid-19, Kota Depok, Dadang Wihana dalam siaran pers yang diterima Republika, Sabtu (5/6).

Baca Juga

Menurut Dadang, PPKM juga dilakukan dengan mempertimbangan kreteria zona pengendalian wilayah hingga tingkat Rukun Tetangga (RT) dengan empat kriteria. Yaitu Zona Hijau, Zona Kuning, Zona Orange, dan Zona Merah.

"SK tersebut juga mengatur tempat kerja atau perkantoran menerapkan Work From Home (WFH) sebesar 50 persen dan Work from Office (WFO) 50 persen dengan memberlakukan protokol kesehatan secara lebih ketat. Kemudian, melakukan kegiatan belajar mengajar secara daring atau online, jelasnya.

Ia menmabahkan, sementara untuk sektor esensial seperti kesehatan, bahan pangan, makanan, minuman, energi, komunikasi, teknologi informasi, keuangan, perbankan, sistem pembayaran, pasar modal, logistik, perhotelan, kontruksi, industri strategis, pelayanan dasar, utilitas publik, dan industri yang ditetapkan sebagai objek vital nasional dan objek tertentu, kebutuhan sehari-hari yang berkaitan dengan kebutuhan pokok masyarakat tetap dapat beroperasi 100 persen. Dengan pengaturan jam operasional, kapasitas, dan penerapan protokol kesehatan secara lebih ketat.

"Selanjutnya, kegiatan restoran sampai dengan pukul 21.00 WIB, dengan pengaturan makan atau minum di tempat paling banyak okupansi meja sebesar 50 persen dengan protokol kesehatan yang lebih ketat. Lalu, untuk layanan makan atau minum melalui pesan antar atau dibawa pulang tetap diizinkan sampai dengan pukul 21.00 WIB," terang Dadang.

Berikutnya, lanjut Dadang, pusat perbelanjaan atau mall beroperasi hanya sampai dengan pukul 21.00 WIB dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Sedangkan, aktivitas warga diatur hanya sampai dengan pukul 21.00 WIB.

Untuk pasar rakyat atau tradisional dimulai pukul 03.00 WIB sampai dengan pukul 20.00 WIB, dengan jumlah pengunjung paling banyak 50 persen. Lalu, kegiatan konstruksi dapat beroperasi 100 persen dengan penerapan protokol kesehatan yang lebih ketat.

"Kegiatan di tempat ibadah dilakukan pembatasan kapasitas sebesar 50 persen, dengan penerapan protokol kesehatan yang lebih ketat. Sementara untuk resepsi pernikahan atau khitanan dibuka dengan pembatasan kapasitas paling banyak 20 persen yang bersifat mobile, setelah mendapatkan rekomendasi camat atau lurah," tutur Dadang.

Lanjut Dadang, sedangkan untuk kegiatan fasilitas umum dan ruang pertemuan dibuka dengan protokol kesehatan dan pembatasan kapasitas paling banyak 20 persen, paling banyak dalam ruangan atau tempat acara sebanyak 50 orang dengan jarak minimal 1,5 meter. Dilakukan PCR/ Rapid Test Antigen/ Genose serta mendapatkan rekomendasi camat atau lurah.

"Untuk transportasi umum kepasitas paling banyak 50 persen dan jam operasional untuk transportasi umum sampai dengan pukul 23.00 WIB," pungkasnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement