IHRAM.CO.ID, LONDON: Pengunjuk rasa pro Palestina berkumpul di luar Downing Street di ibu kota Inggris, London, pada Sabtu (12/6) untuk menyerukan kepada pemerintah Inggris agar menjatuhkan sanksi terhadap Israel atas pengebomannya di Jalur Gaza bulan lalu.
Demonstrasi itu terjadi dua hari sebelum parlemen Inggris akan memperdebatkan petisi untuk memperkenalkan sanksi terhadap Israel. Sidang ini digelar setelah mereka menerima lebih dari 380.000 tanda tangan. Ini di atas ambang batas 100.000 yang diperlukan untuk dipertimbangkan menggelar sidang debat.
Protes, yang juga datang pada malam pertemuan para pemimpin dunia G7 di Cornwall. Tuntutan ini merupakan bagian dari “Hari Aksi Tolak G7 untuk Keadilan Internasional” yang diselenggarakan oleh koalisi kelompok yang menyerukan negara-negara G7.
"Petisinya adalah meminta diakhiri semua tindakan militer - kerja sama keamanan dengan Israel, dan menerapkan sanksi yang ditargetkan sampai Israel mematuhi hukum internasional,” kata Kampanye Solidaritas Palestina (PSC), seperti dilansir Arabnews.com.
Penyelenggara mengatakan lebih dari 8.000 orang menghadiri protes tersebut, dan 185.000 orang secara langsung menghubungi anggota parlemen. Tujuannya menekan pemerintah Inggris agar meminta pertanggungjawaban Israel karena berulang kali melanggar hukum Internasional, melalui pengenaan sanksi.
Penyelenggara mengatakan lebih dari 8.000 orang menghadiri protes di pusat kota London menyerukan pemerintah Inggris untuk memperkenalkan sanksi terhadap Israel.
Selain itu, 10.000 orang meminta pertemuan dengan anggota parlemen Inggros. Mereka meminta agar menghadiri debat parlemen pada hari Senin dan berbicara mendukung sanksi terhadap Israel. Petisi ini sebagai bagian dari lobi nasional yang diselenggarakan oleh LSM yang berbasis di Inggris, Friends of Al-Asqa (FOA).
“Selama 10 hari, 185.000 orang telah mengirim surat yang kami atur melalui situs web kami di belakang Shiekh Jarrah dan apa yang terjadi di Masjid Al-Aqsa untuk meminta seruan sanksi,” kata Shamiul Joarder dari FOA kepada Arab News.
Kampanye 11 hari Israel di Gaza memang telah kembali memicu ketegangan yang meningkat di Tepi Barat. Ini terjadi setelah pasukan keamanan Israel menyerbu Masjid Al-Aqsa beberapa kali selama bulan suci Ramadhan lalu dengan melukai ratusan jamaah. Sementara di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem, puluhan warga Palestina menghadapi pengusiran dari rumah mereka.
“Israel melanggar lebih dari 40 resolusi PBB. Kampanye untuk menjatuhkan sanksi akan berlanjut sampai Israel dimintai pertanggungjawaban karena gagal mematuhi hukum internasional,” kata Joarder.
Dia menambahkan bahwa apa yang mereka temukan selama bertahun-tahun adalah semakin banyak orang menjadi sadar politik, cerdas dan melek, dan lebih memahami dinamika politik di wilayah tersebut.