IHRAM.CO.ID, WASHINGTON -- Organisasi advokasi Muslim terbesar di Amerika Serikat mendesak Hilton Worldwide Holdings membatalkan rencana membangun sebuah hotel di lokasi masjid yang dibuldoser di Xinjiang, China, Selasa (15/6).
Seruan oleh Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) datang setelah laporan pekan ini oleh harian Inggris The Telegraph bahwa China sedang membangun pusat komersial baru, termasuk Hotel Hilton kelas atas yang berlokasi di masjid.
Wakil Direktur Nasional CAIR Edward Ahmed Mitchell mengatakan Hilton memiliki kesempatan mengambil sikap tegas terhadap genosida yang sedang berlangsung di China terhadap Muslim Uighur dan memberikan contoh bagi perusahaan terkemuka lainnya.
“Hilton harus mengumumkan akan membatalkan proyek ini dan menghentikan operasi apa pun di wilayah Uighur, China sampai pemerintahnya mengakhiri penganiayaan terhadap jutaan orang yang tidak bersalah,” kata Mitchell dalam sebuah pernyataan, dilansir MEMO, Selasa (16/6).
Sejak 2017, China telah melakukan pelanggaran besar-besaran dan sistematis terhadap Muslim yang tinggal di Xinjiang. Dugaan genosida China terhadap agama, budaya, dan hak asasi manusia lebih dari satu juta etnis Muslim Uighur di Xinjiang dalam dekade terakhir, telah membuat marah negara-negara Barat. Mereka mendorong sanksi terhadap pejabat dan perusahaan China.
Para pejabat dituduh menempatkan orang-orang Uighur di kamp-kamp China yang didefinisikan sebagai pusat pendidikan ulang dan pelatihan. Sampai sekarang China dengan keras menyangkal pelanggaran tersebut.