IHRAM.CO.ID, -- Indonesia sedang berjuang dengan salah satu yang mendapat wabah virus corona terburuk di Asia. Ini terjadi ketika negara itu mendapati terjadina kasus baru yang meningkat lebih dari empat kali lipat dalam sebulan. Kejadian ini telah mendorong terjadinya kekurangan oksigen yang kritis di beberapa daerah.
Seperti dilaporkan Al Jazeera.com, sedikitnya 33 orang meninggal di sebuah rumah sakit di Yogyakarta ketika pasokannya habis pada akhir pekan 9n9. Pemerintah pun pada Senin kemari meminta produsen oksigen untuk mengirim semua pasokan mereka ke rumah sakit dan klinik.
Virus varian Delta yang sangat menular dari COVID-19 telah menyebabkan peningkatan besar dalam infeksi di seluruh negeri. Pada hari Senin (5/7), Indonesia melaporkan 29.745 infeksi baru dan 558 kematian.
Kedua data itu merupakan catatan harian yang mana ini terjadi setelah pemerintah pekan lalu memerintahkan pembatasan darurat virus baru yang disebut sebagai PPKM di seluruh Jawa dan Balu.
Masjid, taman, pusat perbelanjaan, dan restoran ditutup di area hotspot. sementara karyawan yang tidak penting diperintahkan untuk bekerja dari rumah.
Bambang Harymurti, seorang analis urusan publik di Jakarta, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa situasi di lapangan semakin buruk.
“Jika Anda melihat-lihat, banyak rumah sakit ditutup karena penuh sehingga tidak menerima pasien lagi dan meminta masyarakat untuk menyumbangkan oksigen. Pemerintah meminta masyarakat untuk tidak membeli oksigen karena rumah sakit membutuhkannya,” ujarnya.
“Dan faktanya, pihak berwenang mengatakan polisi mungkin harus menggerebek banyak tempat pada hari Kamis jika situasi di mana orang-orang mengantri untuk membeli oksigen dan obat-obatan esensial terus berlanjut. Harga obat-obatan sangat tinggi sekarang.”
Beban kasus empat kali lipat
Negara terpadat keempat di dunia ini telah mengalami beban kasus harian lebih dari empat kali lipat dalam waktu kurang dari sebulan dan penghitungannya mencapai 2,3 juta kasus dan 61.140 kematian.
Tetapi angka itu secara luas diyakini sebagai jumlah yang sangat rendah. Ini karena pengujian yang juga rendah dan langkah-langkah penelusuran yang buruk.
Sistem perawatan kesehatan Indonesia yang kewalahan telah berada di ambang kehancuran ketika rumah sakit yang menolak pasien. Maka hal itu memaksa keluarga yang putus asa untuk mencari tangki oksigen untuk merawat orang sakit dan mereka yang sekarat di rumah.
Penguburan COVID harian di Jakarta naik 10 kali lipat sejak Mei, dan pasien semakin banyak yang sekarat dalam isolasi di rumah.
Kelompok data virus independen yang menginisasi gerakan Lapor COVID mengatakan, setidaknya 269 orang di 10 provinsi telah meninggal saat melakukan isolasi mandiri.
Dinas Kesehatan Jakarta mengatakan 45 orang meninggal di rumah pada hari Jumat saja.Tidak ada statistik nasional resmi tentang jumlah kematian COVID di rumah.