IHRAM.CO.ID, JAKARTA – Salah satu amalan sunnah yang bisa dilakukan sebelum hari raya Idul Adha adalah puasa Arafah. Bagi mereka yang tidak bisa puasa pada sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah, mereka bisa melakukan puasa pada tanggal 9 Dzulhijjah atau yang lebih dikenal dengan puasa Arafah.

Peneliti Rumah Fiqih Indonesia, Hanif Luthfi, mengatakan dalam bukunya Amalan Ibadah Bulan Dzulhijjah, puasa Arafah adalah puasa yang dilaksanakan sehari sebelum Idul Adha, tepatnya tanggal 9 Dzulhijjah. Puasa ini mempunyai keutamaan besar daripada puasa sunnah sembilan hari pertama Dzulhijjah.

Keistimewaan puasa Arafah diungkapkan dalam salah satu hadits. Dari Abu Qatadah, Rasulullah bersabda “…puasa hari Arafah, saya berharap kepada Allah agar menjadikan puasa ini sebagai penebus dosa satu tahun sebelumnya dan satu tahun setelahnya..” (HR Muslim).

Dilansir laman NU Online, berikut niat puasa Arafah yang bisa dilafalkan di malam harinya:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ عَرَفَةَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnati Arafah lillâhi ta‘âlâ. “Aku berniat puasa sunnah Arafah esok hari karena Allah.”

Orang yang ingin berpuasa sunnah Arafah di siang hari tapi tidak sempat melafalkan niat dan berniat puasa di malam harinya boleh menyusul pelafalan niat dan melatunkan niat saat itu juga. Kewajiban niat di malam hari hanya berlaku untuk puasa wajib. Untuk puasa sunnah, niat boleh dilakukan di siang hari sejauh yang bersangkutan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh hingga gelincir matahari atau Dzuhur.  Berikut lafal niat puasa sunnah Arafah di siang hari:

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ عَرَفَةَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnati Arafah lillâhi ta‘âlâ. “Aku berniat puasa sunnah Arafah hari ini karena Allah.”

Ikuti Whatsapp Channel Republika