IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Gangguan mobilitas tidak menjadi penghalang bagi 17 Muslim dalam menunaikan rukun Islam kelima. Mereka termasuk dalam puluhan ribu orang yang beruntung dapat melaksanakan haji di bawah protokol kesehatan (prokes) ketat yang diajukan Arab Saudi.
Belasan jamaah haji ini tergabung dalam Himpunan Disabilitas Mobilitas Orang Dewasa (Harkiah). Mereka menunaikan ibadah haji sebagai bagian dari program “Pemberdayaan Disabilitas Mobilitas untuk Berhaji”, salah satu inisiatif Kementerian Haji dan Umroh.
Dilansir di Saudi Gazette, Rabu (21/7), para peziarah ini datang ke tempat suci dengan semangat dan kegembiraan. Mereka mampu mengatasi semua tantangan atau kesulitan yang ditimbulkan karena keterbatasan fisik mereka.
Selama ritual haji, asosiasi menyediakan mobil modern dan khusus untuk para penyandang disabilitas. Tak hanya itu, otoritas juga menyediakan fasilitas perumahan yang dibuat khusus untuk mereka di tempat-tempat suci.
Harkiah mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang berkepentingan atas perhatian dan kepeduliannya terhadap jamaah haji. Mereka telah memanfaatkan semua layanan haji bagi penyandang disabilitas.
Rasa senang dan gembira mendapatkan kesempatan melakukan ritual diungkap oleh salah satu jamaah Abdullah Al-Rishan. Ia menyebut tidak punya kata-kata yang pas untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT karena memungkinkan dirinya melakukan ritual haji.
"Impian saya menjadi kenyataan beberapa tahun setelah saya lumpuh pada 2011, akibat kecelakaan lalu lintas. Saya berterima kasih kepada pemerintah Saudi yang telah mendukung dan memberikan perhatian besar kepada para penyandang disabilitas," kata dia.
Selama pelaksanaan haji, ia menyaksikan kerumunan peziarah saat berada di Arafah. Ia dapat melemparkan kerikil ke Jamarat dengan mudah dan nyaman, serta pergi ke Masjidil Haram dan melakukan Tawaf Al-Ifadah.
Sejauh ini, ia merasa diliputi oleh perhatian dan kepedulian dari semua sektor yang bekerja selama pelaksanaan haji 2021. Setiap pihak terkait berupaya menyediakan semua persyaratan dan kebutuhan bagi dirinya.
Peziarah lainnya, Majed Al-Sarie, lumpuh 10 tahun yang lalu karena kecelakaan lalu lintas dan membuatnya terkena hemiplegia. Meski terbatas dalam melakukan pergerakan, ia selalu percaya dirinyalah yang mengendalikan kecacatan.
"Jadi tidak logis bagi saya menjadikan disabilitas ini sebagai alasan menahan diri dari menunaikan haji," ujarnya.
Ia pun berterima kasih kepada Allah SWT karena memungkinkan dirinya berada di tempat-tempat suci bersama para penyandang disabilitas yang lain. Mereka dapat melakukan haji di kursi roda tanpa hambatan.
Dia juga mengatakan jamaah haji mendapatkan pelayanan yang istimewa. Semua fasilitas yang mereka butuhkan, terutama bagi jamaah haji yang memiliki keterbatasan gerak, telah tersedia.