IHRAM.CO.ID, JAKARTA – Istilah bahwa perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki-laki umumnya merujuk pernyataan bahwa Siti Hawa diciptakan dari tulang rusuk Nabi Adam. Benarkah demikian?
Allah berfirman dalam Surah An-Nisa ayat 1, “Ya ayyuhannasu ittaquu Rabbukumulladzi khalaqakum min nafsin waahidatin wa khalaqa minha zaujaha wa batssa minhuma rojaalan katsiran wa nisaa-an wattaquullaha alladzi tasaa-aluna bihi wal-arhaama innallaha kaana alaikum raqiba,”.
Yang artinya, “Wahai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu dan menciptakan darinya pasangannya. Allah memperkembangbiakkan dari keduanya laki-laki yang banyak dan perempuan. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan (pelihara pula) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah Mahamengawasi kamu,”.
Prof Quraish Shihab dalam kitab Tafsir Al-Mishbah Jilid 2 mengutip Thabathabai dalam tafsirnya yang menulis bahwa ayat di atas menegaskan perempuan (istri Nabi Adam) diciptakan dari jenis yang sama dengan Nabi Adam. Dan ayat tersebut sedikit pun tidak mendukung paham yang beranggapan bahwa perempuan diciptakan dari tulang rusuk Adam.
Memang tidak ada petunjuk dari Alquran yang mengarah ke sana, atau bahkan mengarah kepada penciptaan pasangan Nabi Adam dari unsur yang lain. Ide kelahiran Siti Hawa dari tulang rusuk Nabi Adam, menurut Muhammad Rasyid Ridha timbul dari apa yang termaktub dalam Perjanjian Lama (Kejadian II: 21-22) yang menyatakan bahwa ketika Nabi Adam tidur lelap, maka diambil oleh Allah sebilah tulang rusuknya, lalu ditutupkannya pula tempat itu dengan daging.
Maka dari tulang yang telah dikeluarkan dan Nabi Adam itu, dibuatlah oleh Tuhan seorang perempuan. Rasyid Ridha menulis, sebagaimana dikutip Prof Quraish, “Seandainya tidak tercantum kisah kejadian Adam dan Hawa dalam Perjanjian Lama, niscaya pendapat yang menyatakan bahwa perempuan diciptakan dari tulang rusuk Nabi Adam tidak pernah akan terlintas dalam benak seorang Muslim,”.