IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Ormas Islam Hidayatullah kini telah menginjak usia 50 tahun pada 1 Muharram 1443 Hijriah kemarin. Di usia setengah abad ini, Hidayatullah terus berupaya mencetak dan menyebarkan dai-dai ke berbagai daerah pelosok di seluruh wilayah Indonesia.
Ketua Departemen Dakwah dan Penyiaran DPP Hidayatullah, Ustadz Shohibul Anwar menyampaikan, diperlukan sedikitnya 100 ribu dai untuk berdakwah kepada masyarakat yang berada di daerah-daerah pedalaman di Indonesia. Untuk itu, Hidayatullah melakukan berbagai langkah untuk mencapai hal tersebut.
"Pertama yaitu melalui lembaga-lembaga pendidikan formal dengan menugaskan dai sarjana yang merupakan alumni perguruan tinggi Hidayatullah, untuk berdakwah di seluruh wilayah nusantara," tutur dia kepada Republika.co.id, Kamis (12/8).
Ustadz Shohibul mengatakan, Hidayatullah memiliki tujuh perguruan tinggi yang tersebar di tujuh daerah. Di antaranya ialah Surabaya Jawa Timur, Depok Jawa Barat, Batam Riau, Malang Jawa Timur, dan Balikpapan Kalimantan Timur.
Kemudian, lanjut Shohibul, untuk melakukan percepatan, Hidayatullah mendirikan lembaga pendidikan nonformal khusus bagi calon dai yang disebut Sekolah Dai. Sekolah ini juga telah berdiri di beberapa daerah. Seperti di Jakarta, Balikpapan, Parepare Sulawesi Selatan, Palembang Sumatra Selatan dan Surabaya.
"Sekolah Dai adalah pendidikan nonformal selama 1 tahun yang kita selenggarakan secara rutin. Dalam program terakhir yang kita buat, setiap DPW (Dewan Pengurus Wilayah) tingkat provinsi diharapkan menyelenggarakan sekolah yang mencetak para dai ini," ucap dia.
Shohibul juga menuturkan, prioritas saat ini adalah merekrut putra-putri daerah untuk belajar di lembaga pendidikan Hidayatullah, lalu kembali ke kampung halaman untuk berdakwah. Agar ini terlaksana, dai yang telah ditugaskan di suatu daerah diharuskan mengirim putra-putri daerah tersebut untuk mengenyam pendidikan di sekolah maupun perguruan tinggi Hidayatullah. "Ini yang menjadi prioritas kita untuk bisa memenuhi kewajiban melaksanakan dakwah di Indonesia," tuturnya.
Menurut Shohibul, sebetulnya persoalan yang harus menjadi perhatian yakni ketimpangan yang besar antara jumlah dai dengan penduduk Indonesia. Karena itu Hidayatullah menilai perlu adanya langkah percepatan supaya dakwah bisa mencapai seluruh wilayah di Indonesia.
"Pertama melalui lembaga pendidikan tinggi jalur sarjana. Kedua melalui program Sekolah Dai, dan ketiga melalui perekrutan putra-putri daerah untuk belajar di Hidayatullah dan berdakwah di kampung halamannya," tuturnya.
Dai-dai Hidayatullah telah menyebar ke 374 kabupaten/kota. Mereka dikirim ke daerah pedalaman dan terpencil serta daerah yang berbatasan dengan negara tetangga. Di antara daerah tersebut adalah Nunukan Kalimantan Timur yang berbatasan dengan Malaysia, Holtekamp Papua, Merauke Papua dan Natuna Kepulauan Riau.
"Fokus kita adalah mencetak dai yang militan, yang punya semangat tinggi, dan itu ada di para pemuda," ujarnya.