Rabu 25 Aug 2021 20:02 WIB

KH Ahmad Rifai Arief, Ulama Santun Pendidik Umat (I)

KH Ahmad Rifa'i sebagai pengasuh MMI-Pesantren Daar el- Qolam.

Pondok Pesantren Daar el-Qolam di Gintung, Jayanti, Tangerang, Banten.
Foto:

Hasil pertemuan itu menyepakati, lembaga pendidikan yang akan dirintis ini mengambil model Pondok Modern Darussalam Gontor. Pada saat yang sama, sistem klasikal pun tetap dipakai. Seluruh hadirin pertemuan itu lantas mematangkan berbagai persiapan. Akhirnya, berdirilah Madrasah al-Mu'allimin al-Islamiyah (MMI) yang sepaket dengan Pondok Pesantren Daar el-Qolam. 

Tepat pada 20 Januari 1968, kegiatan belajar-mengajar dimulai untuk pertama kalinya di sana. Para tetua setempat menunjuk KH Ahmad Rifa'i sebagai pengasuh MMI-Pesantren Daar el-Qolam. Pada tahap awal, banyak tantangan dihadapinya. Tak sedikit warga yang menyuarakan pesimisme terhadap sistem yang diaplikasikan lembaga tersebut.

MMI-Daar el-Qolam mengharuskan seluruh peserta didik untuk menggunakan bahasa Indonesia. Kiai Rifa'i pun diledek hendak memindahkan Jakarta ke Pasir Gintung. Sewaktu kewajiban mempelajari bahasa Inggris diterapkan, malahan ada yang menuding sang kiai muda sebagai sesat. Secara salah kaprah, mereka mengutip hadis Nabi SAW, Barang siapa yang mengikuti suatu kaum, maka ia termasuk ke dalamnya.

Padahal, yang diajarkan MMI-Daar el-Qolam hanyalah pengusaan bahasa asing. Dengan penuh kesabaran, Kiai Rifa'i terus mendidik para santrinya dengan sistem pengajaran yang sudah dicanangkan. Terhadap para pengkritik, ia pun selalu bersikap santun dan lemah lembut. Hasil kerja kerasnya kian tampak pada akhir 1970-an. Jumlah peserta didik di lembaga tersebut kian banyak. Mereka datang dari banyak daerah, termasuk Jakarta, Bandung, Karawang, dan Bekasi.

 

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement