Selasa 31 Aug 2021 12:12 WIB

Wamenag: Pengusaha Muslimah Wajib Kuasai Literasi Digital

Wamenag mengatakan sudah bukan zamannya lagi menjalankan bisnis secara manual.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Esthi Maharani
Pengusaha Muslimah Indonesia / Ilustrasi
Foto: Republika/Wahyu Suryana
Pengusaha Muslimah Indonesia / Ilustrasi

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa’adi mengingatkan para pengusaha muslimah tentang pentingnya penguasaan literasi digital, utamanya dalam pengembangan usahanya.

Pesan ini disampaikan saat memberikan sambutan pada Workshop Muslimah Enterpreneur yang digelar secara daring oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Kegiatan ini mengangkat tema “Meningkatkan Kapasitas Entrepreneur di Kalangan Muslimah Sebagai Kontribusi Nyata Membangun Umat dan Bangsa”.

“Pengusaha muslimah wajib menguasai literasi digital. Sudah bukan zamannya lagi menjalankan bisnis secara manual. Itu sudah ketinggalan zaman. Semua orang kini sudah beralih dari manual ke digital,” kata Wamenag dalam keterangan yang didapat Republika, Selasa (31/8).

Ia meminta agar jangan berpikiran digital itu mahal dan susah. Gawai yang terus menerus ada di tangan merupakan adalah modal penting dalam membangun usaha.

Wamenag juga meminta agar gawai yang dipunya tidak hanya digunakan sebagai sarana komunikasi dan informasi semata, atau sekedar bermain game yang menghabiskan waktu. Keberadaan teknologi ini bisa dioptimalkan sebagai modal merintis dan membangun usaha digital.

“Sangat sederhana, cobalah mulai memposting dan meng-endorse produk kita melalui status di media social,” ujarnya.

Ia mengajak setiap pihak untuk menggunakan media sosial sebagai aktifitas produktif dan menguntungkan. Keberadaan gawai dan media sosial bisa dimanfaatkan bagi kemajuan bisnis.

Peluang bisnis berbasis digital di Indonesia sangat besar. Menurut Global Web Index, 96 persen pengguna internet Indonesia berusia antara 16 s/d 64 tahun yang mencari produk atau layanan secara online untuk dibeli.

Riset Janio menemukan, Indonesia menjadi pasar yang sangat potensial untuk industri mode. Selain jumlah penduduk muslim yang mencapai 227 juta, Indonesia juga memiliki 'median age' yang lebih muda, yaitu rata-rata 28,8.

Wamenag menyebut kondisi ini berbeda dengan negara tetangga, seperti Thailand dan China, dengan median age di atas 38.

Selain itu, 33,75 persen penduduk Indonesia masuk kelompok milenial, di mana hampir 60 persen semua kebutuhan transaksinya dipenuhi secara daring melalui beragam platform digital. Tingginya pengguna internet ini menjadikan Indonesia adalah salah satu pasar daring terbesar di dunia.

Mengutip statista.com, Wamenag menjelaskan pertumbuhan ecommerce Indonesia termasuk tinggi di Asia Tenggara. Pendapatan di pasar ecommerce diproyeksikan mencapai 43 Miliar dolar AS pada 2021 dan naik menjadi 63 Miliar dolar AS pada 2025.

Segmen pasar terbesar adalah mode dengan proyeksi volume pasar sebesar 13 Miliar dolar AS tahun 2021, dengan sebagian besar pengguna ecommerce yang akan mencapai 221 juta pengguna pada 2025.

“Data-data di atas janganlah hanya jadi sekedar data dan angka. Seharusnya menjadi inspirasi dan informasi berharga guna menciptakan kreatifitas bisnis kita mengembangan usaha,” ucap Wamenag.

Terakhir, ia mengajak semua pihak agar memanfaatkan media digital secara kreatif dan produktif. Ruang di media digital harus diisi dengan usaha dan bisnis, sehingga lebih berkembang. Dengan upaya ini, ruang digital bisa tertutup dari peluang pihak lain melakukan narasi radikal dan anti-sistem.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement