IHRAM.CO.ID, SLEMAN -- Taliban membentuk pemerintahan baru di Afghanistan. Dosen HI UII, Hadza Min Fadhli Robby mengatakan, persoalan ini harus dilihat dan dipahami dari perspektif personal rakyat Afghanistan terlebih dulu.
Menurutnya, dari perbincangan dengan rekan-rekannya di sana, perasaan rakyat Afghanistan disebut bercampur aduk.
"Ketidakpastian rezim memiliki efek buruk kepada kelangsungan sosial ekonomi dan budaya. Yang penting untuk Taliban bagaimana memberi atmosfer kepastian kepada rakyat Afghanistan dan itu belum terlihat," kata Hadza dalam Institute for Global and Strategic Studies (IGSS) Universitas Islam Indonesia (UII), Selasa (31/8).
Ini diperparah sektor keuangan dan perbankan semakin melemah karena International Monetary Fund (IMF) mematikan akses pendanaan ke Afghanistan. Akibatnya, ekonomi publik ikut terdampak, terutama bagi orang-orang dengan pekerjaan kelas menengah.
Peneliti IGSS UII, Rizki Dian Nursita menilai, tidak mudah memprediksi dan memberikan pandangan obyektif tentang apa yang akan terjadi di Afghanistan ke depannya. Negara itu sudah cukup lama dirundung konflik tidak berkesudahan.