Jumat 10 Sep 2021 17:00 WIB

KH Muhyiddin Ulama-Pejuang dari Tanah Sunda (I)

KH Muhyiddin, pendiri delapan pesantren itu mulai berjuang sejak zaman penjajahan.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Sejumlah santri bertadarus (membaca Alquran)
Foto:

IHRAM.CO.ID, KH Muhyiddin, pendiri delapan pesantren itu mulai berjuang sejak zaman penjajahan Belanda di Tanah Air.Sepanjang hayatnya, ia ikut berkiprah dalam merintis, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan Indonesia. Adapun lembaga-lembaga pendidikan yang didirikannya tersebar di sejumlah wilayah Provinsi Jawa Barat, termasuk Subang, Purwakarta, dan Sumedang.

Berdasarkan sumber-sumber sejarah yang ada, ulama karismatik tersebut lahir di Garut, Jawa Barat, pada tahun 1878 M. Tanah kelahirannya berada di Kampung Banyuresmi. Ia adalah putra dari pasangan suami-istri, Ahmad Narif dan Eno.

Baca Juga

Sejak berusia anak-anak, spirit pembelajar telah terpatri dalam dirinya. Ketertarikannya untuk mempelajari ilmu-ilmu keislaman pun mulai terbentuk. Untuk belajar agama lebih dalam, ia pun nyantridi beberapa pesantren di daerah Garut.

Pesantren terakhir tempatnya menimba ilmu adalah milik KH Abdul Hamid. Di kemudian hari, seorang putri Kiai Abdul Hamid menjadi istrinya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement