IHRAM.CO.ID, JAKARTA--Umar bin Khattab adalah salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW dan juga salah satu pemimpin dalam khulafaur Rasyidin. Sejarah mencatat, ia adalah pemimpin yang adil dan mampu menyejahterakan rakyatnya.
Perhatiannya kepada rakyat tidak hanya terbatas tentang ekonomi saja, tapi juga tentang akhlak. Hal ini terekam dalam berbagai riwayat yang menjelaskan berbagai upayanya untuk memperbaiki moral masyarakat. Berikut salah satu kisah yang dijelaskan Ahmad Abdul Al-Thahthawi dalam bukunya 150 kisah Umar bin Khattab:
Suatu hari, Umar mendengar ada seorang laki-laki dari Syam yang terkenal selalu meminum khamar. Sang Khalifah kemudian memanggil sekretarisnya dan mendiktekan,
“Tulislah, dari ‘Umar bin Al-Khattab kepada Fulan ibn Fulan, salam sejahtera senantiasa dilimpahkan kepadamu. Di hadapanmu aku memuji Allah Yang tiada Tuhan selain Dia,"katanya.
Umar lalu meminta sekretarisnya menuliskan surat Al-Mu'min ayat 1-3.
"Ha Mim. Diturunkan Kitab ini (Alquran) dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Yang Mengampuni dosa dan Menerima taubat lagi keras hukuman-Nya, Yang mempunyai karunia, Tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Hanya kepada-Nyalah kembali (semua makhluk)."
Setelah selesai ditulis, ‘Umar berkata kepada utusannya, “Jangan engkau berikan surat itu hingga dia tenang.” (Kemudian dia menyuruh para sahabatnya untuk berdoa supaya orang itu menerima nasihat).
Ketika surat tersebut sampai kepada si Fulan, dia pun segera membacanya dan berkata, “Tuhanku telah berjanji akan mengampuni dosaku dan mengingatkanku akan azab-Nya (yang pedih),”
Dia terus mengulang bacaannya hingga menangis, kemudian dia berhenti minum khamar secara total dan bertobat hingga menjadi baik keislamannya.
Ketika berita tersebut sampai kepada ‘Umar, dia berkata, “Demikianlah, jika kalian melihat saudara kalian terjerumus dalam kehinaan, luruskanlah dia dan berdoalah untuknya supaya dia bertobat dan Allah mengampuni dosanya. Janganlah kalian menjadi penolong bagi setan dalam menyesatkannya,"jelasnya.