IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Site Manager RS Indonesia di Jalur Gaza, Ir. Edy Wahyudi Darta, mengatakan, beberapa alat kesehatan sudah tiba di RS Indonesia di Jalur Gaza. Ia menerangkan, untuk pengajuan izin dan pemeriksaan alat kesehatan terhadang Israel. Izin dan pemeriksaan di tahap pertama bisa mencapai empat sampai enam bulan.
"Untuk pemantauannya, kita memang terus pantau, baik dari Jakarta maupun dari Gaza dan memang di Gaza sendiri itu sudah menggunakan tenaga engineer di bidang medical, di bidang peralatan medis. Beliau masih terus memantau tentang kedatangan peralatan tersebut," ujarnya Rabu, (22/9).
Edy juga mengatakan bahwa hambatan lain mengenai keterlambatan kedatangan alat-alat kesehatan dipengaruhi oleh side effect dari pandemi Covid-19 ini.
“Kita tahu bahwa dunia sedang mengalami wabah, sehingga side effect atau dampaknya itu mendunia. Termasuk pelabuhan-pelabuhan yang sekarang itu berkurang aktivitasnya. Kemudian di industri medisnya sendiri itu juga kan mereka mengurangi aktivitas, baik dari segi personalnya maupun dari segi waktu mereka bekerja," jelasnya.
Edy mengatakan, kondisi RS Indonesia di Jalur Gaza ini pasiennya cukup padat setelah mengalami pembangunan tahap dua, walaupun belum dibuka secara resmi dan belum difungsikan secara maksimal karena belum lengkapnya peralatan medis. Namun beberapa ruangan sudah diminta oleh Kementerian Kesehatan untuk bisa dipakai.
"RS Indonesia di Jalur Gaza, Palestina. Alhamdulillah menjadi RS rujukkan dan menjadi RS utama dan terbesar kedua di Jalur Gaza, Wilayah bagian Utara. Kondisi Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza saat ini, pasiennya cukup padat dan setelah mengalami pembangunan kembali lantai tiga dan lantai empat dan memang belum berfungsi karena peralatan-peralatan medis masih dalam perjalanan. Tetapi ada sebagian ruangan yang sudah diminta oleh Kementerian Kesehatan untuk bisa dipakai sementara untuk kegiatan-kegiatan mereka," jelas Edy.