IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Sekretaris Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Sesditjen Bimas) Islam Kementerian Agama (Kemenag), Muhammad Fuad Nasar, mengatakan, tragedi 1965 memberi pelajaran pada semua bahwa Komunisme dan Pancasila tidak dapat dipersatukan. Sama seperti halnya agama yang mengajarkan percaya kepada Allah dan paham komunis sejatinya bertentangan secara diametral.
"Bagi bangsa Indonesia, agama dan kekuatan umat beragama yang solid adalah benteng Pancasila dalam menghadapi rongrongan ideologi komunis," kata Fuad melalui pesan tertulis kepada Republika, Kamis (30/9).
Ia mengatakan, pasca G.30.S/PKI atau Gestapu, pemerintah menetapkan tanggal 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Kesetiaan pada Pancasila sebagai dasar filsafat negara harus dibuktikan dalam tindakan dan kebijakan.
Menurutnya, lima sila yang membentuk susunan Pancasila sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia dan ideologi pemersatu bangsa haruslah diamalkan secara murni dan konsekuen sehingga menjadi karakter bernegara.