IHRAM.CO.ID, Riyadh -- Arab Saudi mengkonfirmasi mereka telah mengadakan pembicaraan langsung putaran pertama dengan pemerintah baru Iran, bulan lalu. Upaya ini menjadi bagian dari proses yang dimulai awal tahun ini, untuk mengurangi ketegangan antara kekuatan persaingan Teluk.
Kedua negara memutuskan hubungan pada 2016 dan memulai pembicaraan pada April lalu, saat Washington dan Teheran sedang berdiskusi menghidupkan kembali pakta nuklir yang ditentang Riyadh dan sekutunya.
Dilansir di Pakistan Observer, Selasa (5/10), tiga putaran pembicaraan Saudi-Iran diadakan di Irak pada bulan-bulan sebelum presiden baru Iran, Ebrahim Raisi, menjabat pada Agustus.
Menteri Luar Negeri Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud, mengatakan putaran terakhir terjadi pada 21 September. Dia tidak memberikan lokasi pertemuan, namun tanggal tersebut bertepatan dengan pidato Raisi di Sidang Umum PBB di New York.
“Diskusi ini masih dalam tahap penjajakan. Kami berharap mereka akan memberikan dasar untuk mengatasi masalah yang belum terselesaikan antara kedua belah pihak. Kami akan berusaha dan bekerja untuk mewujudkannya,” katanya dalam konferensi pers bersama.
Riyadh dan Teheran sama-sama mengatakan berharap pembicaraan itu dapat meredakan ketegangan, sambil mengecilkan harapan akan terobosan diplomatik besar.
Iran tidak segera mengomentari putaran pembicaraan 21 September. Sementara Riyadh telah mengatakan akan menilai pemerintah Raisi berdasarkan kenyataan di lapangan.