Selanjutnya, para gadis dan wanita itu diberitahu mereka tidak dapat meninggalkan negara itu dengan 'paspor dinas' sementara mereka. Paspor dinas itu biasanya diberikan kepada pejabat.
"Pemahaman saya itu bukanlah betapa banyak dari jenis paspor itu, tetapi gadis-gadis itu melarikan diri dari negara itu," kata Sarmast, dilansir di The New Arab, Rabu (6/10).
Tidak hanya itu, para pejabat Qatar berhasil menegosiasikan perjalanan mereka. Ketika penerbangan akhirnya lepas landas beberapa jam kemudian dengan para musisi, termasuk banyak dari orkestra Zohra yang semuanya perempuan, Sarmast mengatakan dia diliputi emosi.
"Saat itu banyak air mata. Saya menangis tanpa henti. Keluarga saya menangis bersama saya. Itu adalah momen paling bahagia sepanjang hidup saya," ujarnya.
Sarmast mengungkapkan dia telah menjalani banyak momen tak terlupakan bersama murid-muridnya. Murid-muridnya telah memenangkan tepuk tangan meriah dalam tur konser internasional.