IHRAM.CO.ID, LONDON -- Menjelang pembicaraan iklim PBB dalam pertemuan COP26 di Skotlandia tahun ini, organisasi Muslim di seluruh Inggris dan Irlandia bersatu dalam seruan bagi para pemimpin dunia untuk mengambil tindakan cepat dan efektif dalam melawan perubahan iklim.
COP adalah singkatan dari Conference of the Parties yang merupakan forum tingkat tinggi tahunan bagi 197 negara untuk membicarakan perubahan iklim dan bagaimana negara-negara di dunia berencana untuk menanggulanginya.
Pertemuan ini adalah bagian dari Konvensi Kerangka Kerja PBB atas Perubahan Iklim, yaitu perjanjian internasional yang ditandatangani setiap negara dan teritori di dunia yang bertujuan membatasi dampak aktivitas manusia atas iklim. COP26 menandakan pertemuan ke-26 yang akan berlangsung di Glasgow, Skotlandia, Inggris Raya, pada 1-2 November 2021.
Direktur Islamic Foundation for Ecology and Environmental Sciences (IFEES/EcoIslam), Kamran Shezad, mengatakan bahwa pernyataan bersama ini merupakan deklarasi tegas tentang perlunya urgensi dalam menghadapi krisis iklim.
"Muslim Inggris dan Irlandia merasa mereka, bersama dengan yang lain di banyak komunitas agama di pulau-pulau ini, harus menyatakan dukungan publik dan menuntut agar COP26 memberikan untuk yang paling rentan, masa depan yang lebih aman, lebih hijau, untuk semua," kata Shezad, dilansir di laman About Islam, Kamis (21/10).
Hanya beberapa pekan sebelum COP26 digelar, organisasi Muslim besar di kedua negara itu mengeluarkan pernyataan bersama yang menuntut keadilan iklim, transisi yang adil ke ekonomi hijau dan lebih banyak dukungan untuk yang paling rentan.
Pernyataan, yang dikeluarkan pada Senin (18/10) lalu, ini adalah yang pertama oleh koalisi besar organisasi Muslim tentang perubahan iklim. Pernyataan bersama ini telah ditandatangani oleh 8 badan Muslim nasional dan wadah organisasi di Inggris dan Irlandia yang mewakili sejumlah besar dari 2,7 juta populasi Muslim gabungan di negara-negara tersebut.
Pernyataan itu menyerukan agar para pemimpin dunia di COP26 memenuhi target Perjanjian Paris, memastikan semua negara untuk berkomitmen mencapai nol emisi, mengakhiri semua subsidi untuk bahan bakar fosil, berkomitmen untuk penghijauan total dari sumber-sumber energi, dan menyediakan dana baru untuk mengatasi kerugian dan kerusakan terkait iklim.
Pernyataan sejumlah organisasi Muslim ini tidak lepas dari perintah Islam dalam Alquran dan sunnah tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Salah satunya sebagaimana disebutkan dalam Alquran surat 6 ayat 165, "Dialah yang telah mengangkat kamu menjadi khalifah di bumi."
Dari perspektif Islam, aktivisme lingkungan didasarkan pada penghormatan terhadap hubungan antara diri sendiri, Allah, dan ciptaan Allah. Seperti telah diserukan awal bulan ini oleh Imam Besar Al-Azhar Ahmed El-Tayyeb dan Paus Franciskus, serta 40 pemimpin agama lainnya, tentang ancaman besar yang dihadapi dunia dari perubahan iklim.
Pesan bersama itu ditandatangani di Aula Doa di Vatikan pada 4 Oktober 2021. Sebelumnya pada Juli 2021, El-Tayyeb menyuarakan dukungannya untuk negara-negara yang menghadapi banjir dan gelombang panas di seluruh dunia, menyerukan tindakan terhadap perubahan iklim.