IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Festival Film Horor Muslim kembali diselenggaralan GISC setelah satu tahun vakum akibat pandemi Covid-19. Dalam festival film horor yang diselenggarakan Pusat Studi Islam Global (GISC) di Universitas Michigan, selama Oktober ini ada lima film horor terpilih yang dapat ditonton secara gratis melalui layanan streaming.
Film-film horor yang disajikan tidak hanya menakutkan, mereka juga menawarkan sekilas ke sejumlah masalah sosial, agama dan budaya yang dihadapi masyarakat Muslim di seluruh dunia. Film-film horor ini akan tayang setiap malam jumat.
Menurut Aliyah Khan, yang menyutradarai GISC saat ini, film-film tersebut, masing-masing berasal dari negara berpenduduk mayoritas Muslim dibuat oleh sutradara Muslim atau bertemakan Muslim atau berlatar masyarakat Muslim. Agama, kata Khan, muncul dalam berbagai cara.
"Semuanya super menakutkan atau mengerikan ada film-film untuk berbagai tingkat kenyamanan, dan festival ini memiliki skala horor Halaloween, yang menunjukkan faktor ketakutan film tersebut," kata Khan dilansir dari Religion News Service, Kamis (24/10).
Film minggu lalu, "Kandisha," adalah drama balas dendam yang meresahkan yang dibuat di Maroko pada 2008. Kandisha mendapat peringkat 1 dari 5 pada skala peringkat horor Halaloween, menurut deskripsinya di kalender acara Universitas Michigan.
Film kedua, "Madayen" juga mendapat skor 1/5 untuk horor. Film ini berlatar di Arab Saudi dan menggambarkan tiga orang Saudi yang membawa kamera saat melakukan perjalanan ke reruntuhan Madayen Saleh.
Festival ini akan ditutup dengan film "Impetigore" dari Indonesia dan di akhiri dengan diskusi panel langsung pada 28 Oktober tentang horor Muslim dan penggunaan Islam dan Quran dalam film.
Panelis juga akan membahas bagaimana, di seluruh dunia, apa yang dimaksud dengan horor bervariasi dari satu budaya ke budaya lainnya.
Menurut Khan, pemilihan film-film ini bukan hanya karena filmnya menyenangkan atau mahasiswa menyukai film horor. Tetapi film-film tersebut juga memberikan gambaran sekilas tentang sejumlah masalah sosial, agama dan budaya yang dihadapi masyarakat Muslim di seluruh dunia.
Melalui film-film tersebut, menurut direktur GISC, Karla Mallette, non-Muslim bisa melihat pengalaman muslim temtang peristiwa horor di sekitar mereka. Serta bagi umat Muslim, mereka juga bisa melihat seperti apa Islam dan kehidupan Muslim di luar Amerika Serikat.