IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Watchdoc Indonesia menerima Ramon Magsaysay Award 2021 untuk kategori “Emergent Leadership in an Organization”.
“Karya-karya Watchdoc mengangkat sesuatu yang tak banyak dibicarakan atau dihindari orang, dan mendistribusikannya kepada generasi baru,” kata Presiden Ramon Magsaysay Award Foundation dari Filipina Susan Afan dalam keterangan tertulis Watchdoc, Selasa, beberapa hari lalu, seperti dilansir Anadolu Agency.
Watchdoc menerima penghargaan tersebut karena film dokumenternya dianggap termasuk jurnalisme investigasi yang menggunakan platform baru dan kreatif menyoroti masalah sosial, lingkungan, dan HAM.
Watchdoc yang didirikan sejak tahun 2009 itu juga dianggap memberdayakan kelompok yang terpinggirkan dan rentan, serta menginspirasi kaum muda mencari kebenaran.
Film-film karya Watchdoc didistribusikan melalui berbagai platform, seperti layar tancap, di sekolah, kampus, bioskop komersial, dan daring.
Salah satu karya Watchdoc dengan judul “The Endgame” yang membahas pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah dilihat lebih dari 3,5 juta kali di akun Youtube mereka.
Salah satu pendiri Watchdoc Andhy Panca Kurniawan mengaku terkejut dan senang, bahkan merasa belum pantas menerima penghargaan tersebut. Namun, kata Andhy, pihaknya menerima penghargaan tersebut dengan rendah hati.
“Penghargaan ini adalah pengingat bahwa kami semua harus semakin sistematis berupaya menghadirkan realitas di tengah masyarakat. Karena penghargaan ini diberikan kepada organisasi atau lembaga, bukan individu atau film tertentu,” imbuh pendiri Watchdoc lainnya, Dandhy Laksono.
Selain Watchdoc, terdapat empat penerima Ramon Magsaysay Award 2021 dari berbagai negara di Asia.
Pemenang lainnya yakni ilmuwan Firdaus Qadri dari Bangladesh yang mengembangkan vaksinasi berbagai penyakit, kemudian Amjad Saqib dari Pakistan yang menciptakan kredit dengan bunga nol persen untuk jutaan warga miskin.
Seorang nelayan dari Filipina bernama Roberto Ballon juga menerima penghargaan tersebut atas usahanya menyelamatkan mata pencaharian ribuan nelayan lain lewat gerakan konservasi laut dan pesisir.
Terakhir, Steven Muncy, pendiri organisasi kemanusiaan berbasis di Filipina, yang telah bekerja selama puluhan tahun untuk pengungsi perang, bencana alam, hingga konflik sosial di negara-negara Asia Tenggara.
Adapun Ramon Magsaysay Award diambil dari nama Presiden Filipina yang tewas dalam kecelakaan pesawat pada 1957.
Presiden Ramon Magsaysay dianggap telah membawa Filipina di masa keemasan dengan iklim demokrasi yang baik dan bebas korupsi.
Dikutip dari laman mereka, Ramon Magsaysay Award dideskripsikan sebagai “penghargaan utama dan kehormatan tertinggi Asia”.