IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan, akan kembali melakukan upaya penetrasi pasar ekspor ke Arab Saudi. Hal itu seiring kebijakan pemerintah Arab Saudi yang akan membuka secara bertahap ibadah haji dan umroh di Tanah Suci.
Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor, Kemendag, Marolop Nainggolan, pandemi yang sudah berlangsung hampir dua tahun tidak boleh lagi menjadi hambatan peningkatan pasar ekspor, terutama Arab Saudi.
"Perkembangan kebijakan di Arab Saudi menjadi suatu bagian yang penting bagi kita. Kemendag sudah berkoordinasi dengan Kemenag, Kemenkop UKM, ITPC Jeddah, serta atase peraganagn," kata Marolop dalam Forum Bisnis Trade Expo Indonesia-Digital Edition, Kamis (4/11).
Ia mengatakan, pemerintah harus mempersiapkan para UMKM untuk mulai dapat masuk ke pasar Arab Saudi. Utamanya UMKM yang bergerak di bidang makanan dan minuman yang dapat dikonsumsi oleh para jamaah haji dan umroh serta penduduk asli.
Konsul Jenderal RI Jeddah, Eko Hartono, mengatakan, potensi pasar Arab Saudi untuk produk makanan dan minuman sangat besar, hanya saja masih kurang dimanfaatkan pelaku UMKM. Menurut dia, itu salah satunya disebabkan oleh kurangnya informasi yang diterima para pelaku usaha di Indonesia.
Adapun, potensi pasar bukan hanya dari jamaah umroh dan haji asal Indonesia, namun juga dari masyarakat setempat. "Baik itu pendatang dari negara lain maupun asli setempat banyak yang menyukai makanan Indonesia. Ini harus kita manfaatkan untuk penetrasi," katanya.
Pada Kamis (4/11) Kemendag bersama Konsul RI Jeddah memfasilitasi kerja sama antara perusahaan e-commerce Indomatjar.com dan perusahaan logistik Goorita.com bersama Asosiasi Chef Indonesia di Arab Saudi (ICSA).
Indomatjar.com sebagai platform e-commerce crossborder B2B dan B2C memperdagangkan produk UMKM asal Indonesia adapun pengiriman produk yang dipesan ditangani oleh oleh Goorita.com. Sementara itu, para chef Indonesia sebagai diaspora berperan untuk memperkenalkan produk-produk kuliner Indonesia di Arab Saudi.
Kerja sama tersebut, kata Eko, akan membuka potensi pasar Arab Saudi yang besar lewat perdagangan secara digital. Pasalnya, kemajuan pasar digital di Arab Saudi dengan penduduk 34 juta jiwa jauh lebih pesat dari Indonesia.
"Sekarang ada sekitar 2.500 perusahaan yang mendaftar di Indomatjar untuk promosi. UMKM bisa ikut di platform ini untuk kita bisa perluas penetrasi pasar," katanya.
CEO Indomatjar.com, Hadi Lee mengatakan dengan integrasi logistik dan data yang saling terhubung, pihaknya mengajak para UMKM berorientasi ekspor unuk bisa bergabung dengan platfromnya. Promosi melalui Indomatjar tidak dipungut biaya sehingga harus dimanfaatkan dengan baik.
Sementara itu, CEO Goorita.com, Yuwono Wicaksono mengatakan, dengan kerjasama tersebut akan membantu pertumbuhan nilai ekspor hingga dua digit ke Arab Saudi.
"Kami juga akan sekuat tenaga dan sebisa mungkin membantu perkembangan produk-produk Indonesia untuk mendobrak pasar Saudi," kata Ketua ICSA Agus Guntur.
Mengutip data Kementerian Perdagangan, nilai ekspor non migas Indonesia ke Arab Saudi periode Januari-Agustus 2021 sebesar 957,1 juta dolar AS. Nilai tersebut melonjak 601 persen dari periode sama tahun lalu yang sebesar 29,5 dolar AS.
Adapun, nilai impor non migas dari Arab Saudi tercatat 536 juta dolar AS, naik 76,84 persen dari tahun lalus ebesar 303 juta dolar AS. Dengan begitu, Indonesia mencatatkan surplus neraca perdagangan non migas sebesar 420 juta dolar AS.