IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi mengajak pramuka mahasiswa memperluas medan gerakan di media sosial. Ajakan ini disampaikan saat menutup Perkemahan Wirakarya Nasional Perguruan Tinggi Keagamaan (PWN PTK) 2021 di UIN Raden Fatah Palembang.
"Untuk menyentuh generasi milenial, Gerakan Pramuka harus bisa memanfaatkan konten-konten digital, untuk menarik minat mereka," kata Wamenag dalam keterangan yang didapat Republika, Senin (15/11).
Pramuka disebut harus memperluas medan gerakan di media sosial, agar ikut membentuk generasi milenial yang berkarakter dan berwawasan kebangsaan kuat. Menurutnya, medan gerakan di media sosial saat ini sangat strategis.
Indonesia menjadi salah satu dari empat negara dengan pengguna internet terbesar di dunia, mencapai 202,6 juta pengguna internet, dengan komposisi 51 persen perempuan dan sisanya laki-laki. Dari sebaran umur, 49 persen pengguna internet di Indonesia berusia 18-25 tahun (milenial), dan 33,8 persen berusia 26-35 tahun.
"Sebanyak 170 juta di antaranya adalah pengguna aktif dan militan di media sosial. Hal ini menjadi potensi yang dapat diarahkan menuju hal-hal yang baik dan produktif," ujar dia.
Baik dalam gerakan di dunia nyata maupun maya, aktivis gerakan pramuka PTK bisa menjadi duta moderasi beragama. Yaitu, generasi yang memiliki cara pandang, sikap dan praktik beragama dalam kehidupan bersama, dengan cara mengejawantahkan esensi ajaran agama yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan berlandaskan prinsip adil, berimbang dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa.
Moderasi beragama bukanlah upaya memoderasikan agama, melainkan memoderasi pemahaman dan pengamalan kita dalam beragama. Menurut Wamenag, wawasan moderasi beragama, kultur dan nilai agama yang moderat, yang dipelajari di kampus, harus disebarkan kepada setiap lapisan masyarakat.
Langgam dan model pendidikan ala Gerakan Pramuka, dengan sistem among, menyenangkan, dan penuh dengan nuansa rekreatif, bisa berkontribusi besar untuk mendiseminasikan moderasi beragama.
"Gerakan Pramuka juga bisa menjadi sarana strategis untuk melakukan tabayun, check and recheck pelbagai pemahaman yang jauh dari nilai-nilai inklusifitas," lanjutnya.
Tak hanya itu, Wamenag berharap kegiatan PWN PTK mampu melahirkan mahasiswa yang unggul, cerdas, dan berkarakter serta peka terhadap masalah-masalah sosial yang berkembang. Ia pun berharap agar peserta kegiatan menjadi yang terbaik dalam mendiseminasikan moderasi beragama dan nilai-nilai karakter bangsa.
"Kalau belum bisa, jadilah The First (yang pertama) atau setidaknya menjadi The Difference (yang berbeda), dalam melakoni dan mengisi ruang-ruang pembangunan dan dedikasi untuk NKRI," katanya.