IHRAM.CO.ID, JAKARTA – Pemanfaatan wakaf di Indonesia saat ini dinilai oleh sebagian kalangan belum mampu memberikan kesejahteraan bagi umat dan bangsa. Untuk mencapai manfaat tersebut, kualitas nazhir dinilai menjadi ujung tombak pemanfaatan wakaf.
Pengamat ekonomi syariah Irfan Syauqi Beik menilai, guna menggenjot pemanfaatan wakaf untuk kesejahteraan umat dan bangsa maka kualifikasi dan kompetensi nazhir harus ditingkatkan. Kualitas pengelolaan dan pemanfaatan aset wakat dinilai sangat tergantung pada kualitas nazhir.
“Nazhir harus dibekali dengan skill yang lengkap, mulai dari aspek manajemen, pengelolaan resiko, investasi, keuangan, dan lainnya. Intinya, kualitas nazhir harus ditingkatkan,” kata Irfan saat dihubungi Republika, Kamis (2/12).
Terkait hal itu, pihaknya bersyukur bahwa Badan Wakaf Indonesia (BWI) telah memiliki lembaga sertifikasi profesi (LSP) yang telah mendapat lisansi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) untuk menyelenggarakan sertifikasi kompetensi nazhir. Di samping itu dia menilai, diperlukan juga penguatan dari sisi laporan program yang transparan, akuntabel, kredibel, dan dapat diakses oleh masyarakat.