Selasa 11 Jan 2022 08:41 WIB

Vermont Credit Union Kembangkan Program Pinjaman Halal Pertama di AS

Vermont Credit Union kembangkan program pinjaman yang sesuai syariat Islam

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Esthi Maharani
Vermont Credit Union mengembangkan program pinjaman pertama di negara bagian itu yang sesuai dengan syariat Islam.
Foto: About Islam
Vermont Credit Union mengembangkan program pinjaman pertama di negara bagian itu yang sesuai dengan syariat Islam.

IHRAM.CO.ID, BURLINGTON -- Membeli rumah di masa kini bisa menjadi tantangan bagi banyak Muslim yang ingin menghindari riba. Menanggapi hal itu, serikat kredit Vermont di Amerika Serikat (AS) berupaya untuk membantu anggota komunitas Muslim yang ingin membeli rumah dengan mengembangkan program pinjaman pertama di negara bagian itu yang sesuai dengan syariat Islam.

Untuk mencapai tujuan ini, manajer pinjaman senior di Opportunities Credit Union, Timothy Carpenter, bekerja dengan Imam Islam Hassan dari Masyarakat Islam Vermont yang berbasis di South Burlington dalam mengembangkan model baru, yakni VTDigger.

Imam Hassan mengatakan bahwa banyak keluarga di Vermont sudah ingin membeli rumah tetapi tidak ingin melakukannya melalui opsi pembiayaan yang tidak sesuai dengan Islam.

"Jika kita memilikinya, banyak orang akan memanfaatkannya," kata Hassan, dilansir di laman About Islam, Jumat (7/1).

Dalam Islam, pinjaman untuk keuntungan selalu dihubungkan dengan aktivitas ekonomi riil, seperti produk, manfaat, dan layanan. Pembeli, investor, atau pemberi dana dijamin mendapatkan pengembalian berdasarkan keuntungan yang dihasilkan oleh aktivitas nyata tersebut.

Tidak mungkin untuk memperpanjang pinjaman untuk keuntungan apapun yang bukan merupakan bagian langsung dari pengembalian aktivitas nyata. Adapun pinjaman berbasis bunga, kewajiban untuk membayar pengembalian terjadi tanpa terhubung dengan pertumbuhan ekonomi riil.

Inilah sebabnya mengapa Islam melarangnya dan mengizinkan instrumen alternatif seperti biaya-plus pembayaran yang ditangguhkan (bay`ajil) dan pembayaran barang di muka (salam).

"Konsep yang mendasarinya adalah komoditas itu bukan uang," kata Hassan.

Sementara itu, keuangan Islam telah tumbuh secara substansial dalam beberapa dekade terakhir di seluruh dunia, menjadi salah satu industri keuangan dengan pertumbuhan tercepat.

Saat ini, keuangan Islam memiliki aset global melebihi 2 triliun dolar dan diperkirakan akan mencapai 3,8 triliun dolar pada 2023.

Keuangan yang sesuai syariah berbeda dari perbankan konvensional dalam hal-hal utama. Yang paling menonjol adalah larangan membebankan bunga dan berinvestasi di perusahaan yang mematuhi etika.

Bank dan lembaga keuangan Islam tidak dapat menerima atau menyediakan dana untuk apapun yang melibatkan alkohol, perjudian, pornografi, tembakau, senjata, atau babi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement