IHRAM.CO.ID, MOSKOW -- Pemimpin separatis pro-Rusia di Ukraina timur menyatakan mobilisasi militer penuh pada Sabtu (19/2/2022). Langkah itu dilakukan sehari setelah memerintahkan evakuasi kaum perempuan dan anak-anak ke Rusia selatan terkait adanya ancaman konflik.
Kepala Republik Rakyat Donetsk Denis Pushilin lewat pernyataan video mengatakan dirinya telah menandatangani sebuah dekret tentang mobilisasi dan meminta para pria "yang bisa mengangkat senjata mereka di tangan" untuk datang ke komisariat militer.
Tak lama setelah itu, pemimpin separatis lainnya Leonid Pasechnik menandatangani dekrit yang sama untuk Republik Rakyat Luhansk .Otoritas separatis pada Jumat (19/2/2022) mengumumkan sejumlah rencana untuk mengevakuasi sekitar 700 ribu orang, lantaran khawatir dengan serangan tiba-tiba dari pasukan Ukraina. Tudingan itu ditolak mentah-mentah oleh Kiev.
Kurang dari 7.000 orang sudah dievakuasi dari Donetsk pada Sabtu pagi, menurut kementerian kedaruratan. Di hari itu pula, militer Ukraina telah mencatat 12 pelanggaran gencatan senjata yang dilakukan oleh separatis pro-Rusia di Ukraina timur pada pagi hari setelah tercatat 66 kasus sehari sebelum.
Otoritas separatis juga melaporkan apa yang mereka sebut sebagai penembakan oleh pasukan Ukraina di sejumlah desa pada Sabtu. Kedua kubu kerap saling menuding pelanggaran gencatan senjata.