Kamis 24 Feb 2022 16:41 WIB

Invasi Rusia, Pengamat: Ukraina Bakal Beri Perlawanan Sengit

Rusia secara resmi menggelar invasi ke Ukraina.

Rep: Lintar Satria/ Red: Agung Sasongko
 Orang-orang berjalan melewati konsekuensi dari penembakan Rusia di Kyiv, Ukraina, Kamis, 24 Februari 2022. Pasukan Rusia telah meluncurkan serangan yang diantisipasi ke Ukraina. Ledakan besar terdengar sebelum fajar di Kyiv, Kharkiv dan Odesa ketika para pemimpin dunia mengecam dimulainya invasi Rusia yang dapat menyebabkan korban besar dan menggulingkan pemerintah Ukraina yang terpilih secara demokratis.
Foto: AP/Markus Schreiber
Orang-orang berjalan melewati konsekuensi dari penembakan Rusia di Kyiv, Ukraina, Kamis, 24 Februari 2022. Pasukan Rusia telah meluncurkan serangan yang diantisipasi ke Ukraina. Ledakan besar terdengar sebelum fajar di Kyiv, Kharkiv dan Odesa ketika para pemimpin dunia mengecam dimulainya invasi Rusia yang dapat menyebabkan korban besar dan menggulingkan pemerintah Ukraina yang terpilih secara demokratis.

IHRAM.CO.ID,  KIEV -- Rusia secara resmi menggelar invasi ke Ukraina. Pakar militer menilai Ukraina akan memberikan perlawanan terhadap invasi Rusia.

 

Baca Juga

Tentara Ukraina juga lebih terlatih dan dilengkapi senjata yang lebih banyak dan baik dibanding ketika Rusia menduduki Semenanjung Krimea tanpa perlawanan pada 2014 lalu. Tidak seperti delapan tahun yang lalu kini Ukraina bertekad untuk mempertahankan tanah airnya.

Ukuran dan Jumlah Pasukan

Dilihat dari jumlah pasukan dan persenjataan jelas Rusia lebih besar. Pakar militer memperkirakan Rusia sudah menumpuk lebih dari 100 ribu pasukannya di perbatasan Ukraina. Moskow juga telah menggerakan pasukan yang berada di Belarusia, sebelah utara Ukraina yang sebelumnya latihan di negara itu.

Lembaga think-tank di London, Inggris, International Institute for Strategic Studies (IISS) memperkirakan jumlah pasukan Angkatan Darat Rusia sekitar 280 ribu orang. Sementara total pasukan angkatan bersenjata gabungan sekitar 900 ribu orang.

Perdana Menteri Ukraina mengatakan dekrit yang ditanda tangani Presiden Volodymyr Zelensky baru-baru ini akan meningkatkan kekuatan pertahanan Ukraina dengan menarik lebih banyak pasukan cadangan yang perlahan-lahan bertransisi menjadi tentara profesional. Sehingga pasukan Ukraina menjadi sekitar 361 ribu personil.

Walaupun Ukraina melipatgandakan anggaran pertahanannya dari tahun 2010 hingga 2020. Tapi anggaran pertahanan mereka pada tahun 2020 masih sepersepuluh dari anggaran Rusia.

Pakar militer mengatakan pertahanan anti-pesawat dan rudal Ukraina lemah. Sehingga rentan dengan serangan Rusia yang mengincar infrastruktur penting. Mereka mengatakan Rusia juga akan menggunakan keunggulannya dalam perang elektronik dengan melumpuhkan komunikasi antara pusat komando musuh ke unit-unit di lapangan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement