IHRAM.CO.ID, KOTA ZAMBOANGA -- Anggota Parlemen Muslim di Filipina dari Kusug Tausug, Rep. Shernee Tambut berkomitmen untuk mempromosikan kekayaan ragam budaya provinsi Sulu di Filipina selatan. Dia akan melanjutkan kampanyenya untuk mempopulerkan pis syabit.
Pis syabit adalah kain unik yang ditenun secara eksklusif di Sulu. Pis syabit terbuat dari bahan katun atau sutra, dan terkadang dengan benang emas metalik yang menyatu dalam tenunannya.
Tambut menjelaskan bahwa pis syabit biasa dikenakan oleh pria Tausug pada acara-acara yang sangat khusus sebagai hiasan kepala atau hiasan yang digantung di bahu seseorang untuk menunjukkan status sosial mereka yang tinggi. Dia menuturkan, kain khusus yang terbuat dari katun dan sering dihias dengan sutra dan benang lainnya ini ditenun dengan tangan.
"Penenunan ini dilakukan oleh para perajin Sulu yang tidak mengikuti pola tertentu. Kain ini memiliki sejarah yang mulia, karena pernah dipakai hanya oleh laki-laki Tausug di masa lalu. kelas atas. Desainnya ada di benak para penenun, sehingga setiap helai kainnya unik," katanya, seperti dilansir Manila Times, Rabu (3/8/2022).
Tambut ingin mempromosikan kain itu tidak hanya untuk meyakinkan lebih banyak orang untuk mencicipi budaya unik Sulu. Tetapi juga untuk melestarikan seni dan memberi lebih banyak peluang mata pencaharian bagi para penenun Tausug.
Anggota parlemen Muslim itu menambahkan, dia sangat bersemangat untuk membuat orang Filipina sadar akan keindahan dan keunikan budaya dan produk Sulu, terutama pis syabit. Untuk menunjukkan keterlibatannya yang mendalam dalam mempromosikan kain, Tambut telah memasukkan pis syabit dalam pakaian yang dikenakannya ke State of the Nation Address (SONA) sejak masa jabatan pertamanya pada tahun 2016.
Pis syabit ditenun oleh umat Islam dan hanya mengusung pola geometris karena Islam melarang kemiripan dengan makhluk hidup, baik manusia, flora maupun fauna. Setiap pis syabit yang berwarna-warni dan dirancang dengan rumit itu merupakan karya seni asli. Sehingga siapa pun yang memiliki pis syabit yang menghiasi pakaiannya dijamin memiliki karya seni asli yang membangkitkan sejarah dan seni Tausug.
Tambut mengakui bahwa saat ini telah menjamur pakaian impor yang murah namun berkualitas rendah di pasar. Dia menekankan dimulainya kampanye dengan mendorong orang Filipina untuk melindungi pakaian yang diproduksi secara lokal dan membantu toko pengecer kecil, serta desainer lokal, agar pulih dari kerugian mereka akibat krisis kesehatan.