Kamis 08 Sep 2022 19:50 WIB

Kisah Ubin Belanda di Sabil Kuttab Mustafa Kamal III

Saat itu, Belanda menjadi negara terdepan yang memproduksi ubin dinding.

Sabill Kuttab Mustafa Kamal III di Kairo, Mesir.
Foto:

Sarjana Belanda, Hans Theunissen telah mengumpulkan catatan sejarah terkait hal ini, yang dia terbitkan pada tahun 2006.

Menurut dia, pada Oktober 1756, setahun sebelum Sultan Mustafa III naik takhta, pen dahulunya, Sultan Osman III, memerintahkan penguasa Turki Utsmani di Beograd untuk mengirim 12 peti ubin keramik ke Istanbul. Ubin itu dibeli di Wina, Austria untuk dekorasi bangunan kesultanan.

Saat itu, Belanda menjadi negara terdepan yang memproduksi ubin dinding, sedangkan Wina menjadi pusat perdagangan untuk ubin Belanda tersebut. Karena itu, kata Theunissen, ubin yang digunakan di sabil-kuttab tersebut adalah ubin dari Belanda.

Selama pemerintahan Osman III, ubin Belanda identik dengan lukisan segenggam bunga mawar yang kini dapat dilihat pada dinding di sabil Mustafa III. Kemungkinan, Sultan Mustafa III mewarisi ubin Delft Blue dari dari para pendahulunya tersebut. Delft Blue adalah keramik terkenal di dunia yang telah diproduksi di Kota Delft, Belanda sejak abad ke-17.

Delft Blue adalah produk berkualitas ter baik kala itu dan Sultan Mustafa III ingin membuat rakyatnya di Kairo terkesan dengan menggunakan produk itu. Pada 1759, Sultan Mustafa III akhirnya memilih ubin itu untuk melapisi dinding sabil-kuttab dengan harapan rakyat Kairo akan senantiasa mengenangnya. 

Dengan memilih lokasi tepat di seberang kanal dari salah satu masjid paling terkenal di Kairo, Sultan Mustafa III juga ingin menegaskan, ia bukan hanya penguasa sementara sebagai sultan, tetapi juga sebagai pemimpin agama dan khalifah.

 

sumber : Islam Digest
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement