IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Dosen FIAI UII, Muhammad Najib Asyrof menuturkan, setiap manusia memiliki hak untuk berdakwah tanpa memandang status sosial maupun status pekerjaannya. Jadi, apapun pekerjaannya, masing-masing kita semua sebenarnya merupakan duta dakwah.
Ia menekankan, meskipun bekerja dengan baju yang kotor, kita semua tidak luput dari kewajiban berdakwah sepanjang masih merasakan nikmatnya taklif. Kemudian, kita merasa apa saja yang disampaikan itu baik dengan orang lain.
"Berdakwah tidak harus di mimbar akademik, bisa di rumah mengajari anak-anak, dan tidak ada kata terlambat, mudah-mudahan bisa menjadi pasokan pahala untuk kita semua," ujar Najib.
Dosen FH UII, Bagya Agung Prabowo mengingatkan, semua profesi yang ditekuni memiliki derajat yang sama di hadapan Allah Swt. Manusia itu terbentuk oleh pola pikir (aqliyah) dan pola sikap (nafsiyah), sehingga siapapun itu tidak penting.
Ia menegaskan, yang penting itu pola pikir kita dan pola sikap kita. Apapun profesinya di mata Allah sama, yang membedakan itu ketaqwaannya. Jadi, jangan iri ataupun memandang kalah dengan orang lain karena di mata Allah itu sama.
Terakhir, ia berpesan untuk senantiasa berdakwah dan menebar kebaikan dan secara garis besar dakwah ada tiga macam. Ada dakwah yang disampaikan dengan ucapan, dakwah yang disampaikan dengan perbuatan dan dakwah melalui tulisan-tulisan.
"Segala profesi apapun sangat mungkin melakukan ketiganya. Mengingatkan orang lain satu profesi itu sudah termasuk dakwah bil lisan," kata Bagya.