Senin 28 Nov 2022 17:17 WIB

Tsaubiyyah al-Aslamiyyah Merdeka Berkat Rasulullah

Tsaubiyyah al-Aslamiyyah adalah mantan budak pertama yang menyusui Rasulullah.

Ilustrasi Sahabat Perempuan Nabi - Muslimah
Foto: Pixabay
Ilustrasi Sahabat Perempuan Nabi - Muslimah

IHRAM.CO.ID, Di masa Jahiliah, perbudakan masih merajalela dan men jadi tradisi bangsa Arab. Praktik memelihara dan jual-beli budak menjadi pemandangan lumrah. Dan, meskipun Islam perlahan menghapus budaya tersebut tetapi perbudakan berlangsung hingga beberapa dekade saat dinasti-dinasti berkuasa. Bagi budak itu sendiri, kebebasan adalah barang yang mahal. Karenanya, bagi Tsaubiyyah al- Aslamiyyah yang diperbudak oleh Abu Lahab, paman Rasulullah, bebas adalah utopis belaka. Lepas dari jerat ke kuasaan tuannya, barang kali hanya sebuah mimpi yang akan dibawa hingga mati.

Tetapi, Allah SWT berkehendak lain. Mimpi yang menurutnya mustahil terwujud, sebuah kebebasan, akhirnya bisa ia raih. Ia bahagia tak terkira. Peristiwa itu, kembali pada kisah mengharu-biru terkait kelahiran bayi laki-laki yang dinanti-nantikan oleh Bani Hasyim dari suku Quraisy.

Baca Juga

Kurang dari 50 hari menyusul upaya penyerangan Abrahah dengan pasukan gajahnya untuk merobohkan Ka’bah, lahir putra dari pasangan Abdullah dan Aminah. Kehadiran anak laki-laki yang kelak dibe ri nama Mu hammad tersebut, seketika meng ubah kese dihan yang menyelimuti segenap suku akibat wafatnya Abdullah dan menggeser kisah heroik Abdul Muthalib saat mengusir penguasa Habasyah tersebut dari Makkah.

Aminah bergegas memberitahukan kabar gembira itu kepada Abdul Muthalib. Berita itu sontak membuat sang kakek girang bukan main. Ia segera menengok cucunya itu, lalu menggendongnya. Di kedua lengannya, sang cucu diajak bertawaf. Untuk meluapkan kegembiraannya, Abdul Muthalib lalu me nyembelih kambing dan membagikan makanan untuk warga Makkah.

Kegembiraan yang sama juga dirasakan oleh Tsaubiyyah. Ia berlari untuk menghadap tuannya, Abu Lahab. Ekspresi sukacita tam pak kentara dalam diri paman Rasulullah tersebut. Sampai-sampai, ia tak tahu lagi bagaimana harus berterima kasih dan mem balas Tsaubiyyah.

Spontan, paman yang kelak menentang dakwah Rasulullah itu menghadiahkan kemerdekaan untuk Tsaubiyyah. Ia akhirnya merdeka. Kelahiran anak laki-laki yang dinanti itu menjadi berkah baginya. Ia pun mencintainya dengan sepenuh jiwanya.

Atas kebaikan hatinya tersebut, sebuah riwayat dari Abbas bin Abdul Muthalib mengisahkan, ia pernah melihat Abu Lahab dalam mimpi. Abbas bertanya kepada sau daranya itu, “Bagaimana kondisimu?” Ia men jawab, “Aku di neraka. Hanya saja, siksaan diperingan untukku tiap pekan satu hari dan aku meminum air dari kedua jariku. Hari itu, tepat aku merdekakan Tsaubiyyah atas berita gembira kelahiran Muhammad yang ia sampaikan kepadaku.”

 

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement