IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama (Kemenag) berencana akan membuka hajj store atau toko haji di embarkasi. Saat ini, tercatat ada 13 embarkasi yang tersebar di sejumlah daerah di Indonesia.
Rencana tersebut dipaparkan Dirjen PHU Hilman Latief, saat membuka acara Penguatan Ekosistem Ekonomi Haji. Adapun kegiatan ini berlangsung di Asrama Haji Bekasi, 21-23 Desember 2022.
Menurutnya, penyelenggaraan ibadah haji tidak semata berdimensi spiritual, tapi juga aspek sosial dan ekonomi. Untuk itu, penguatan ekosistem ekonomi haji menjadi sangat penting.
“Insya Allah di 13 embarkasi yang akan dipakai, kami sedang mendorong untuk dibuka hajj store atau toko haji. Toko haji ini akan menyediakan produk-produk UKM yang terkait dengan kebutuhan jamaah,” kata Hilman dalam keterangan yang didapat Republika.co.id, Kamis (22/12/2022).
Ddalam penyelenggaran haji, ia menyebut setidaknya ada Rp 20 triliun dana yang dikelola dalam dua bulan. Dari dana sebesar itu, perlu dipikirkan manfaat yang bisa diterima masyarakat.
“Ada petani, ada nelayan, ada pengajian. Ayo bareng-bareng dipikirkan, apa yang bisa kita kontrubusikan sehingga dana yang dikelola dalam penyelenggaraan ibadah haji juga bisa berdampak pada kesejahteraan masyarakat,” lanjut dia.
Hilman mengaku telah bertemu dengan berbagai pihak baik dari pengusaha dan BUMN. Pertemuan itu mendiskusikan upaya agar Indonesia bisa mengekspor kebutuhan jamaah haji dan umroh. Terlebih, jumlah jamaah umroh Indonesia sangat besar, per minggu mencapai 45 ribu orang.
Ia lantas menyampaikan harapannya agar terobosan ini dapat mendorong sebaran produk yang dimiliki para pengrajin UMK. Dia mengaku upaya itu tidak bisa dilakukannya sendiri.
Untuk itu, ia telah mengajak dan mengharap dukungan dari Kemenkop UKM, Kemendag, Kadin, dan seluruh pemangku kepentingan perhajian. Seminar ini diikuti perwakilan Kementerian Perdagangan, Kementerian Koperasi dan UKM, Baznas, Kadin, Forum Komunikasi Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU), Bank Syariah Indonesia (BSI), Akademisi, serta Pelaku UMK dan Industri Halal.