Selasa 24 Jan 2023 23:51 WIB

KJRI dan Tabung Haji Malaysia Bahas Penyelengaraan Haji 2023  

Penyelenggaraan haji 2023 dibahas KJRI Jeddah dan Tabung Haji Malaysia.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Konsul Haji KJRI Jeddah Nasrullah Jasam menerima rombongan Tabung Haji Malaysia, Senin(23/1/2023). Kunjungan ini dilakukan dalam rangka saling tukar informasi untuk penyelenggaraan ibadah haji tahun 2023.
Foto: Dok. Republika
Konsul Haji KJRI Jeddah Nasrullah Jasam menerima rombongan Tabung Haji Malaysia, Senin(23/1/2023). Kunjungan ini dilakukan dalam rangka saling tukar informasi untuk penyelenggaraan ibadah haji tahun 2023.

IHRAM.CO.ID,JAKARTA--Konsul Haji KJRI Jeddah Nasrullah Jasam menerima rombongan Tabung Haji Malaysia, Senin(23/1/2023). Kunjungan ini dilakukan dalam rangka saling tukar informasi untuk penyelenggaraan ibadah haji tahun 2023.

 "Kunjungan ini dalam rangka sharing informasi terkait persiapan penyelenggaraan ibadah haji tahun 1444H/2023M dan layanan Masyair Al Muqoddasah di Kantor TUH KJRI Jeddah, Al Andalus District," kata Nasrullah Jasam saat dihubungi Republika, Selasa(24/1/2023).

Baca Juga

Nasrullah menuturkan, kunjungan dari perwakilan Tabung Haji Malaysia diwakili oleh Mohamed Heikal Mohamed Yusuff sebagai Konsul Haji Malaysia, Samir Omar sebagai Ketua Unit Perumahan dan Hospitaliti Haji, As'ad Ebau, sebagai pegawai Pentadbiran dan Kewangan dan, Hasbullah Ahmad sebagai pegawai Perumahan dan Hospitaliti Haji.

"Seperti Indonesia yang mendapatkan kuota normal untuk penyelenggaraan ibadah haji tahun 1444H/2023M, Malaysia juga mendapatkan kembali kuota normal sebanyak 31.600 jamaah haji dari Kerajaan Arab Saudi," katanya. 

Nasrullah Jassam menuturkan, seperti halnya Indonesia, Malaysia membagi kuota resminya menjadi dua bagian. Pertama bagi jemaah haji muassasah atau jamaah haji regular dan jamaah haji pakej atau jamaah haji khusus. 

"Sama seperti Indonesia, untuk jamaah haji muassasah mendapatkan subsidi, sementara JHP tidak mendapatkan subsidi atau membayar penuh biaya haji," katanya.

Nasrullah mengatakan kedua negara juga sama-sama sedang mempersiapkan keperluan bagi jamaah haji di Masyair. Masyair adalah layanan transportasi dan akomodasi jamaah dari Makkah ke Arafah sebagai puncak ibadah haji.

"Saat ini, Indonesia dan Malaysia sedang mempersiapkan layanan Masyair dengan Syarikah dan Masyair," katanya.

Dia menuturkan, jumlah akomodasi jamaah haji Malaysia di Makkah kurang lebih 18 hotel yang tersebar di wilayah Shib Amir dan Misfalah. Sehingga para jamaah haji Malaysia dapat berjalan kaki ke Masjidil Haram. 

"Adapun rerata harga akomodasi jemaah haji Malaysia di Makkah kurang lebih SAR 8.000," katanya.

Adapun untuk konsumsi, jamaah haji Malaysia hanya mendapatkan makan 2 kali sehari, makan siang dan makan malam saja. Jamaah haji Malaysia tidak melaksanakan program Arbain seperti jamaah haji Indonesia. 

"Masa tinggal mereka hanya 5 malam 6 hari saat di Madinah," katanya.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement