IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menggelar pertemuan membahas layanan kesehatan haji 2023. Pertemuan ini dilakukan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemenag Nizar Ali dan Sekjen Kemenkes Kunta Wibawa Dasa Nugraha.
Dalam pertemuan ini, Kunta menyampaikan perihal persiapan penyelenggaraan layanan kesehatan ibadah haji 2023. Penurunan angka kesakitan dan kematian disebut dapat diupayakan sejak sebelum keberangkatan ke Arab Saudi.
Ia menyebut salah satu cara adalah dengan mengidentifikasi jamaah haji berisiko tinggi (risti). Kemudian, jamaah risti perlu melakukan pemeriksaan rujukan ke rumah sakit, serta memakai wrist band, telejamaah dan gelang risti.
"Kami yang mengurus data kesehatan jamaah. Yang kita harapkan, Kemenag mengatur juga waktu penerbangan dan kamarnya bagi jamaah yang berisiko kesehatan tinggi," ujar Kunta dalam keterangan yang didapat Republika, Ahad (29/1/2023).
Selain itu, Kunta menyebut akan dilakukan pemeriksaan spesialis bagi jamaah haji risiko tinggi di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) selama di Arab Saudi. Bagi jamaah risiko tinggi nantinya akan diterapkan program Tanazul Risti atau pulang lebih awal.
"Pada saat selesai ibadah haji, kalau bisa kita lakukan kepada jamaah-jamaah haji yang bersuhu tinggi agar cepat pulang," lanjutnya.
Tidak hanya itu, ia juga memaparkan strategi pelayanan kesehatan jamaah lansia dengan penugasan Spesialis Geriatri. Ia berharap setiap petugas haji memiliki mindset melayani lansia semaksimal mungkin, tidak hanya petugas kesehatan atau petugas khusus lansia saja.
"Jargonnya tahun ini kan Haji Ramah Lansia ya Pak. Jadi yang kita harapkan, kalo ada lansia atau siapapun yang perlu pertolongan, gak usah lihat ini siapa yang nanganin," kata dia.
Menurut Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam rapat kerja bersama Komisi VIII DPR RI, saat ini tercatat ada 62.879 calon jamaah haji masuk ke kategori lansia atau berusia di atas 65 tahun.