IHRAM.CO.ID, RIYADH -- Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan berpendapat keputusan Israel untuk melegalkan sembilan permukiman di Tepi Barat yang diduduki adalah langkah ilegal yang akan semakin memicu ketegangan.
“Pengumuman oleh Israel tentang pencaplokan sembilan permukiman ini (adalah) tindakan ilegal yang terang-terangan yang hanya akan meningkatkan (dan) mengobarkan ketegangan dan memperumit situasi,” kata Pangeran Faisal, dilansir dari Al Arabiya, Rabu (15/2/2023).
Pangeran Faisal berbicara selama konferensi pers bersama dengan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell dan ketua Liga Arab Ahmed Aboul-Gheit di Brussels. Selain menangani hubungan Saudi dengan UE, pertemuan tersebut berfokus pada pengumuman Israel baru-baru ini dan cara untuk menghidupkan kembali proses perdamaian di Timur Tengah sejalan dengan Prakarsa Perdamaian Arab.
Inisiatif Perdamaian Arab, yang dibuat Arab Saudi pada 2002 adalah proposal untuk mengakhiri konflik Arab-Israel. Liga Arab mendukung rencana perdamaian di KTT Beirut pada tahun yang sama.
Pekan lalu, Israel mengumumkan akan melegalkan sembilan pos terdepan Tepi Barat dan melaporkan rencana untuk melanjutkan pembangunan 10 ribu unit permukiman. Langkah Israel mengikuti ketegangan antara Israel dan Palestina dan terjadi setelah sejumlah serangan di Yerusalem timur.
Pangeran Faisal mengatakan pertemuan tripartit datang pada waktu yang sangat penting mengingat perkembangan berbahaya di Palestina baru-baru ini dan terutama pengumuman oleh Israel ini. Ia menekankan sangat penting untuk terus fokus pada menemukan jalan menuju perdamaian.
Pangeran Faisal menambahkan dia berterima kasih kepada Uni Eropa atas upaya dan komitmennya terhadap proses perdamaian dan hak-hak warga Palestina. Kementerian luar negeri Saudi juga mengeluarkan pernyataan menegaskan kembali penolakan Kerajaan terhadap rencana pemukiman sambil menggarisbawahi pentingnya komitmen otoritas Israel terhadap resolusi internasional dan tidak mengambil tindakan sepihak yang akan merusak peluang untuk menghidupkan kembali proses perdamaian.
Konferensi pers juga membahas gempa bumi yang melanda Turki dan Suriah dan menyebabkan lebih dari 35 ribu orang tewas. Gempa tersebut menyebabkan kehancuran besar di kedua negara dan mendorong dukungan dan bantuan internasional dikirim ke daerah yang dilanda gempa.
Kerajaan telah mengirim beberapa tim penyelamat ke daerah yang dilanda gempa setelah Pusat Bantuan dan Bantuan Kemanusiaan Raja Salman (KSRelief) Arab Saudi meluncurkan program bantuannya minggu lalu.
“Tragedi di Turki dan Suriah ini sangat besar dan layak mendapat tanggapan yang memadai, dan Kerajaan telah menanggapinya dengan mengirimkan bantuan dan tim bantuan ke Suriah dan Turki,” kata Pangeran Faisal.
“Kami membahas dalam pertemuan bilateral kami fakta bahwa bantuan mutlak diperlukan untuk mencapai seluruh bagian Turki, tetapi tentu saja juga Suriah dan bahwa kami memastikan bahwa penderitaan kemanusiaan dan beban kemanusiaan yang sangat besar yang sekarang ditanggung oleh rakyat Suriah adalah diangkat. Oleh karena itu, kami mendukung penuh pengiriman bantuan ke seluruh wilayah Suriah,” ujarnya.