Selasa 20 Oct 2020 06:10 WIB

Kisah Haji: Mimpi Abdullah bin Mubarak di Masjidil Haram

Abdullah bin Mubarak bermimpi saat di Masjidil Haram.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Kisah Haji: Mimpi Abdullah bin Mubarak di Masjidil Haram. Foto: Masjidil Haram tempo dulu.
Foto: Gahetna.nl
Kisah Haji: Mimpi Abdullah bin Mubarak di Masjidil Haram. Foto: Masjidil Haram tempo dulu.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Semua yang telah melaknakan ibadah haji tentu berharap bisa menjadi haji yang mabrur. Namun, tidak sedikit jamaah yang pulang haji hanya membawa gelar saja ke Indonesia. Bahkan, dengan gelarnya itu mereka merasa bangga.

Sebaliknya, ada orang yang tidak pernah ke tanah suci tapi justru menjadi seorang haji mabrur karena Tuhan selalu ada di hatinya. Hal ini dipertegas dengan sebuah kisah yang disampaikan dalam buku terbaru Husein Ja’far al-Hadar, seorang habib muda yang aktif mendakwahkan Islam di kalangan millenial.

Baca Juga

Dalam bukunya yang berjudul “Tuhan Ada di Hatimu”, Habib Husein menjelaskan bahwa seorang sufi besar bernama Fariduddin Ath-Thar dalam karyanya Tadzkirah Al-Awliya’ mengisahkan seorang ulama besar bernama Abdullah bin Mubarak yang sedang naik haji.

Saat menunaikan ibadah haji, ulama besar itu sempat tertidur di Masjidil Haram dan bermimpi. Dalam mimpinya, ia bertemu dua malaikat yang sedang berbincang-bincang. “Berapa banyak orang berhaji tahun ini?” tanya salah satu malaikat.

“600 ribu,” jawab malaikat lainnya. “Berapa di antara mereka yang hajinya diterima?” tanya malaikat yang pertama. Malaikat yang kedua kemudian menjawab,

“Tidak ada. Namun, ada seorang lelaki tukang sol sepatu di Damsyiq bernama Ali bin Al-Muwaffaq yang tidak berhaji, tetapi Allah menghitungnya sebagai haji mabrur. Dan bahkan karena dia, Allah memabrurkan haji 600 ribu orang ni.”

Abdullah bin Mubarak kaget mendengar percakapan dua malaikat itu hingga terbangun dari tidurnya. Ia pun penasaran ingin bertemu dengan seorang tukang sol sepatu yang beruntung itu. Setelah menunaikan haji, ia pergi ke Damsyiq  untuk mencari Al-Muwaffaq.

Setelah bertemu, ia menceritakan mimpinya dan bertanya tentang amalan yang dikerjakan Al-Muwaffaq. Kemudian, Al-Muwaffaq berkisah bahwa selama tiga puluh tahun ia menabung dari hasil kerja sebagai tukang sol sepatu untuk berhaji.

Beberapa bulan menjelang musim haji tahun itu, ia pun berhasil mengumpukan uang 350 dirham. Ia yakin tahun itu akan genap terkumpul 400 dirham untuk berangkat haji. Namun, menjelang musim haji ia justru membatalkan rencananya.

Ia gagal berangkat haji karena di sekitar kampungnya ada seorang janda yang mempunyai beberapa anak yang kelaparan. Al-Muwaffaq kemudian menginfakkan 350 dirham tabungannya untuk makan dan kesejahteraan janda itu beserta anak-anak yatimnya. Dan ia hanya berharap ridha Allah.

Kisah terebut ditulis Habib Husein dalam Prolog buku “Tuhan Ada di Hatimu”. Dengan menceritakan kisah itu, sang penulis ingin menujukkan bahwa ridha Allah tidak hanya bisa didapat di ka’bah, tapi juga bisa di gubuk-gubuk orang miskin dan anak-anak yatim. Lalu di mana kah Tuhan sebenarnya?

Menurut Habib, ketika ingin mencari Tuhan seseorang bisa menemukan di hatinya. Hikmah itu terlintas di pikirannya setelah teringat dengan satu kutipan puisi Jalauddin Rumi dalam Matsnawi, Kitab 4, Bab kisah Nabi Sulaiman dan MAsjid al-Aqsha: “Aku mencari Tuhan masjid, gereja, dan kuil. Tapi aku menemukan-Nya di hatiku,” kata Rumi.

Menurut Habib Husein, Tuhan sejatinya ada di mana-mana. Dalam Alquran Allah juga berfirman, “Dan kepunyaan Allah-lah Timur dan Barat. Maka ke manapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS al-Baqarah [2]: 115).

Buku karya Habib Husein ini mengajak generasi Muslim untuk terus membersihkan hati, sehingga Tuhan bisa kembali bersemayam di hati kita. Buku ini akan membawa para pembaca masuk dalam petualangan ruhani untuk menemukan Tuhan di hatinya.

DATA BUKU:

Judul     : Tuhan Ada di Hatimu

Penulis : Husein Ja’far Al-Hadar

Penerbit : Noura

Tahun Terbit: Juli 2020

Tebal : 203 halaman

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement