REPUBLIKA.CO.ID, Karena tidak hapal-hapal doa haji, Marjiun, seorang calon haji dari Indonesia kemana-mana selalu membawa buku saku yang berisi tentang doa-doa haji. Bahkan, setiap hendak tidur, habis makan atau ketika ada waktu luang Marjiun terus membaca dan menghapal.
Dasar sudah mulai tua, meski berkali-kali, bahkan mungkin sudah beratus kali Marjiun mencoba menghapal doa-doa itu, tetapi kalimat-kalimat doa tadi selalu saja hilang dari ingatan.
Karena tidak mampu menghafal itulah, ketika thawaf, buku sakunya dibawa dengan cara dikempit di ketiaknya, dengan harapan, buku itu akan mudah dibuka di depan Ka'bah. Tapi boro-boro mau membuka buku, untuk berjalan saja susah.
''Wah, daripada susah-susah, lebih baik aku berdoa saja dengan bahasa Indonesia,'' pikirnya. Dengan mantab Marjiun mengangkat kedua tangannya sambil mengucap doa. ''Ya Allah, aku berdoa sesuai dengan yang ada di buku ini, maka kabulkanlah.''