Selasa 10 Sep 2013 13:10 WIB

Menyiasati Panas di Tanah Haram

Rep: Desy Susilawati/ Red: A.Syalaby Ichsan
  Seorang calon jamaah haji memakai masker di kawasan Masjidil Haram, Makkah, Sabtu (20/10).
Foto: Amr Abdallah Dalsh/Reuters
Seorang calon jamaah haji memakai masker di kawasan Masjidil Haram, Makkah, Sabtu (20/10).

REPUBLIKA.CO.ID, Sebelum berangkat, jamaah biasanya telah mengetahui kondisi dan suasana di Makkah dan Madinah, termasuk ketika cuaca di Tanah Suci sedang panas-panasnya.

Hal ini sangat membantu jamaah untuk mempersiapkan diri menghadapi cuaca ekstrim di Tanah Haram. Karena itu para jamaah umumnya membekali diri dengan berbagai peralatan untuk mengantisipasi kemungkiann sakit karena cuaca panas, seperti kacamata hitam, masker, dan payung.

Peralatan ini diperlukan, khususnya ketika berjiarah ke tempat-tempat bersejarah, misalnya Jabal Nur, Bukit Mganet, Jabal Arahmah, Goa Tsur, dan lainnya.

Untuk menghadapi umrah di musim panas, salah satu pembimbing sekaligus tour guide dari NRA Tour and Travel, ustaz Hadiri telah mengingatkan agar jamaah selalu menggunakan kacamata. Ini berguna untuk menghindari silau dari pantulan sinar matahari. "Jangan lupa kacama hitamnya dipakai," ujarnya.

Selain itu, ia mengingatkan agar jamaah memperbanyak minum, khususnya air zamzam. Karena kalau kurang minum, jamaah bisa mengalami dehidrasi yang berdampak  menurunnya daya tahan tubuh.

"Sebelum minum zamzam, baca bismillah dan ucapkan doa," katanya mengingatkan. Selain melepas dahaga, air zamzam  diyakini bisa sebagai obat.  

Jamaah juga tak lupa menggunakan lipgloss, lotion atau pun sunblock untuk melindungi kulit dari sengatan matahari. Lotion ini digunakan tentu saja sebelum mengucapkan niat umrah. Sebab pascaberniat umrah dan menggunakan pakaian ihram, jamaah tak boleh lagi  menggunakan wangi-wangian.  

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement