REPUBLIKA.CO.ID, Setelah Nabi Ibrahim menempatkan istri dan anaknya didekat Ka'bah, dia langsung kembali ke Syam. Hajar berlari mengikutinya dan bertanya, "Hai suamiku, akan kemana kau! Mengapa aku dan anakmu kau tinggalkan disini! Tempat yang kosong tidak ada apa-apanya!".
Berulang kali, Hajar mengatakan seperti itu sambil berjalan mengikuti Nabi Ibrahim berjalan. Ternyata Nabi Ibrahim tidak sanggup menoleh apalagi menjawab. Matanya menerawang kedepan dengan pandangan melompong, kalau ia bukan seorang Nabi, mungkin sudah meleleh air matanya mendengar suara-suara istri yang dicintainya.
Hajar menanyakan lagi "Apakah Allah yang menyuruhmu agar kau lakukan ini ? Ya, jawab Nabi Ibrahim dengan singkat. Kalau begitu, Allah pasti tidak menyianyiakan kami, sahut Hajar". Ia pun kembali ke tempat anaknya di dekat Ka'bah.
Setelah sampai diperbatasan, sebagai seorang suami sekaligus seorang Bapak, Nabi Ibrahim tidak kuat menahan gemuruh perasaan hatinya, lalu berhenti dan menghadap arah Ka'bah, mengangkat kedua tangannya dan berdoa : ''Ya Allah aku tempatkan sebagian keturunanku dilembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman, didekat rumah-Mu yang dihormati, agar mereka mendirikan shalat, maka jadilah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rizkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur". (Al-Quran, Surah Ibrahim, Ayat 37).
Perbekalan Hajar, air dan kurma akhirnya habis. Air susu pun sudah tidak keluar lagi. Ismail pun menangis karena lapar. Hajar berusaha mendapatkan minuman dan makanan. Ia berjalan ke bukit Shafa dan menaikinya kemudian melepaskan pandangannya kedepan jauh-jauh, kekiri, kekanan, barangkali ada orang yang dapat dimintakan pertolongan.
Lalu, ia berjalan dengan setengah berlari menuju bukit Marwa. Kemudian ia lakukan seperti di bukit Shafa. Namun tidak ia temukan air dan makanan atau orang yang dapat diminta tolong, walaupun bolak-balik antara Shafa dan Marwa ia lakukan sampai tujuh kali.
Akhirnya, ia merasakan bahwa usahanya sudah maksimal, lalu kembalilah ia ketempat anaknya. Kemudian malaikat Jibril datang dan dengan kakinya Jibril menghentak tanah, sehingga keluar air Zamzam yang kemudian dipakai oleh Hajar dan anaknya minuman.
Dengan air zamzam mereka hidup berhari-hari. Malah sebagian riwayat berbulan-bulan. Peristiwa bolak-balik antara Shafa dan Marwa inilah yang diabadikan oleh Islam sebagai ibadah Sa'i yang termasuk dalam rangkaian ibadah Haji dan Umrah.
Kemudian lokasi kedua tempat ini disebut Mas'a (tempat Sa'i). Adapun Mas'a dan kedua bukit ini sekarang sudah berada dalam bangunan Masjid Al-Haram. Namun hukumnya masih memakai hukum bahwa lokasi itu adalah lokasi di luar Masjid, sehingga wanita yang sedang menstruasi boleh berada dilokasi ini.