REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan haji tak hanya memberi keuntungan rohani, tapi ekonomi. Pundi-pundi rupiah dirasakan para pedagang di daerah Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur.
"Iya lumayan dagang di sini buat nambah-nambah, tapi kadang kalau lagi untung ya untung kalau enggak ya enggak," ujar Ibu Eka (31 tahun), penjual makanan dan minuman di Asrama Haji.
Ibu beranak dua ini berjualan ketika musim haji saja untuk menambah pemasukan dengan pekerjaan suami sebagai penjual beli burung yang dibuka di rumahnya.
Menurutnya, terjadi penurunan pendapatan pada tahun ini akibat pengurangan kuota haji termasuk untuk jamaah haji Indonesia. Akibatnya, Eka mengaku pendapatannya melorot. Dalam sehari, dia hanya mampu mengumpulkan omset berkisar Rp 12.000 atau bahkan tidak sama sekali.
Meski begitu, lapak pedagang di sekitar asrama haji tak sepi. Eka mengungkapkan, banyak pedagang yang menginap di sekitar asrama untuk berjualan. Untuk yang dekat, cukup pulang pergi.
Salah satu pedagang asal Pandeglang, Banten mengaku berjuang untuk berjualan karena tidak mau melewatkan momen bulan haji ini. "Ya mungkin juga yang jauh-jauh sampai kesini karena biasanya kan ada yang langsung dijemput di Soekarno-Hatta, nah kalau sekarang di Halim jadi ya pada ke sini,"ujarnya.
Dagangan yang cukup sederhana ini dibuka dari 2 jam sebelum kedatangan kloter haji, "iya saya juga dapet info, kalo ada yang dateng jam segini saya langsung buka", ujarnya.