Sabtu 10 Oct 2020 06:15 WIB

Penyelenggara Haji India Desak Pemerintah Lobi Arab Saudi

Pemerintah India diminta lobi Arab Saudi soal haji.

Penyelenggara Haji India Desak Pemerintah Lobi Arab Saudi. Foto: Jamaah haji asal Pakistan dan India mengambil air zamzam di depan pelataran Masjid al-Haram, Makkah, Ahad (30/7). Manajemen Dua Masjid Suci Nabawi dan Masjid al-Haram, menyediakan air zamzam di berbagai titik.
Foto: Republika/Nasih Nasrullah
Penyelenggara Haji India Desak Pemerintah Lobi Arab Saudi. Foto: Jamaah haji asal Pakistan dan India mengambil air zamzam di depan pelataran Masjid al-Haram, Makkah, Ahad (30/7). Manajemen Dua Masjid Suci Nabawi dan Masjid al-Haram, menyediakan air zamzam di berbagai titik.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Menyebarnya virus Covid-19 memberikan pukulan parah bagi operator perjalanan ibadah swasta di India. Sebagai salah satu usaha memulihkan usaha, mereka mendorong pemerintah untuk membujuk Saudi menerima jamaah umrah dari India.

Penyelenggara tur haji dan umrah mendorong penyertaan mereka di fase pertama negara yang diizinkan melakukan umrah. Arab Saudi rencananya membuka kembali ziarah untuk jamaah internasional pada bulan November.

Baca Juga

Ketua Asosiasi Penyelenggara Tur Umrah Haji India (AIHUTOA), Shoukat Ibrahim Tamboli, mengatakan pihaknya sedang melakukan diskusi dengan pejabat di Kementerian Urusan Minoritas. AIHUTOA mendorong pemerintah untuk menangani masalah tersebut dengan Pemerintah Saudi.

"Kami meminta mereka untuk berbicara dengan rekan-rekan Saudi, agar Muslim India mendapatkan kesempatan melakukan umrah segera, terlebih setelah Kerajaan membuka kembali ziarah untuk pelancong internasional," katanya dilansir di Salaam Gateway, Jumat (9/10).

India adalah negara sumber utama umrah. Pelaku industri mengatakan, sebelum menyebarnya pandemi Covid-19, mereka biasa mengirim sekitar 8.000 hingga 10.000 jamaah setiap bulan. Lebih dari 210.000 visa umrah dikeluarkan untuk orang India selama 31 Agustus hingga 5 Desember 2019.

India telah mencatat lebih dari 6,84 juta kasus virus Covid-19 yang dikonfirmasi dan 105.526 kematian pada 8 Oktober. Mengingat posisi India saat ini sebagai negara dengan jumlah kasus Covid-19 terkonfirmasi tertinggi kedua di dunia, muncul informasi yang mengatakan sangat tidak mungkin orang India akan diizinkan bepergian ke Arab Saudi.

Kerajaan Saudi bulan lalu mengeluarkan kebijakan menangguhkan perjalanan ke dan dari India, Brasil dan Argentina. Kebijakan dikeluarkan akibat meningkatnya kasus virus Covid-19 di tiga negara tersebut.

Tamboli mengatakan pihaknya memahami dan mengetahui perihal situasi Covid-19 di India saat ini. Pemerintah pun belum membuka penerbangan internasional, mengingat penangguhan yang diperpanjang hingga akhir bulan ini.

"Melihat semua faktor ini, saya kira orang India tidak diperbolehkan umrah sebelum Januari, tapi kami akan terus mendorong ide tersebut, ”katanya. Bahkan jika diizinkan, Tamboli juga menyoroti tantangan yang akan mereka hadapi dalam menyelenggarakan umrah kelompok di situasi saat ini.

Karena para peziarah telah diberi mandat untuk memesan slot waktu sholat maupun umrah melalui aplikasi Eatmarna, Tamboli mengkhawatirkan kelompok jamaahnya tidak dapat mengamankan tanggal dan waktu yang sama.

Saat ini, aplikasi tersebut tidak dapat diakses di India. Slot atau waktu ibadah bida dipesan setelah mendarat di Saudi. Tamboli menyebut, beberapa kerabatnya di Saudi mengatakan telah mendaftar sejak beberapa hari yang lalu, tetapi mendapat tanggal di bulan November. Meski demikian, penggunaan aplikasi ini akan dihapus ketika Saudi mengeluarkan pedoman lengkap untuk peziarah internasional.

Tantangan lain kemungkin muncul jika satu atau beberapa peziarah dalam sebuah kelompok dinyatakan positif virus Covid-19 pada hari perjalanan. “Uang mereka akan hilang. Siapa yang akan bertanggung jawab atas kehilangan atau biaya pengobatan mereka?" kata dia.

Penyelenggara tur mengatakan, mayoritas peziarah India yang pergi umrah ingin menghabiskan waktu sebanyak mungkin di Masjidil Haram. Namun kini tak bisa dilakukan, karena Saudi membatasi waktu jamaah hanya tiga jam.

Tak hanya itu, jamaah umrah harus menghabiskan beberapa hari untuk karantina, yang berujung menambah masa tinggal. Akhirnya biaya meningkat akibat kebijakan ini. Tamboli menilai semua faktor di atas akan menyulitkan sebagian calon jamaah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement