REPUBLIKA.CO.ID,MAKKAH -- Proyek renovasi Masjidil Haram membuat kawasan area tawaf menjadi sempit. Penumpukan jamaah pun tak terelakkan terjadi.
Kepala Daerah Kerja Makkah Arsyad Hidayat menyarankan jamaah untuk jeli memilih waktu-waktu yang relatif lebih lengang jika ingin melaksanakan tawaf atau ibadah lainnya di dalam Masjidil Haram. "Puncak penumpukan jamaah biasanya terjadi selepas shalat Isya," kata Arsyad di kantor Daker Makkah, Senin (23/9) sore waktu Saudi.
Menurut Arsyad, pola pergerakan jamaah ke Masjid mengalir menjelang shalat Ashar. Jamaah ingin menunaikan shalat Ashar, kemudian dilanjutkan dengan shalat Maghrib dan Isya. Saat-saat inilah jamaah menumpuk di Masjidil Haram dan disarankan tidak melaksanaka tawaf pada waktu-waktu ini.
Terus kapan kondisi Masjidil Haram relatif lengang? Selepas pukul 20.30 ke atas biasanya penumpukan jamaah mulai mencair. Pantauan Republika, suasana Masjidil Haram relatif sepi ketika di atas pukul 24.00 hingga pukul 02.30.
Di bawah pukul 03.00 jamaah yang melaksanakan shalat Subuh mulai berdatangan ke Masjidil Haram. Bagi jamaah yang akan melaksanakan umrah pertama kali, [removed][removed] lebih lengang jika dilakukan dari pukul 24.00 hingga pukul 03.00. Peluang mencium hajar aswad menjadi lebih terbuka.
Selain di waktu-waktu tersebut, kondisi Masjidil Haram relatif tidak padat saat shalat Zhuhur hingga menjelang Ashar. Menurut Arsyad, hal ini kemungkinan karena panasnya suhu di Makkah yang pada siang hari sangat panas bisa menyentuh 45 derajat Celcius. "Kami sarankan jamaah untuk mencari sela di waktu-waktu lengang itu," kata Arsyad.
Pihaknya juga telah mengimbau Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) untuk tidak melaksanakan umrah atau tawaf berkali-kali. "Jangan memaksakan diri jika tidak memungkinkan. Lebih baik tenaganya disimpan untuk puncak haji nanti," kata Arsyad.