REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap jamaah haji dibekali dengan tas pinggang kecil untuk menyimpan dokumen berharga mereka. Paspor, handphone, uang, dan dokumen penting haji lainnya, disimpan di dalam tas tersebut.
Sayangnya, kualitas tas itu ternyata rapuh. Belum juga berangkat haji, banyak jamaah yang mengeluhkan tasnya rusak.
Salah seorang penyedia jasa perbaikan tas dan koper jamaah haji, Wiryo mengatakan, setiap hari ia biasa menerima 30 tas jamaah haji yang rusak. "Ya, mungkin karena diproduksi massal ribuan banyaknya. Jadi banyak yang rusak," terangnya kepada Republika, Selasa (23/9).
Menurutnya, kualitas tas dan tali adalah barang murah yang mudah rusak. "Kayaknya memang barang murah, mas. Saya dari tahun 2003 memperbaiki tas jamaah. Setiap tahun selalu begitu," jelasnya.
Kerusakan tas sering terjadi di tali pengikat bawah yang mudah longgar dan lepas. Wiryo pun menyediakan tali yang cukup kokoh untuk mengganti tas jamaah yang sudah lepas. Tak tanggung-tanggung, tali yang disediakan Wiryo juga disablon dan bertuliskan jamaah haji indonesia. Persis seperti asli, namun lebih kokoh.
Salah seorang jamaah yang menggunakan jasa Wiryo mengatakan, kekuatan tas memang perlu baik. Mengingat tas kecil tersebut tempat menyimpan barang-barang berharga.
Jika terlepas atau dicopet, tentu jamaah haji akan kalang-kabut. "Masa kemenag beri kita tas begini. Belum dipakai saja talinya sudah lepas," protes salah seorang jamaah di kloter 21 yang tak mau disebut namanya.
Namun, ada juga yang tidak menghiraukannya. "Yah, dipakai cuma sebulan doang. Jadi kualitasnya ya begini," ujar Sri, jamaah kloter 20 asal DKI Jakarta.