REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Pemerintah Indonesia menyiapkan anggaran lebih dari Rp 1 miliar (dengan asumsi 1 riyal=Rp 3.000) untuk membadalkan jamaah yang tidak mampu melaksanakan sendiri prosesi haji.
"Tahun ini kami menyiapkan 200 mukimin untuk membadal-hajikan. Dana yang disiapkan per jamaah yang dibadal-hajikan adalah 1.725 riyal," kata Kabid Bimbingan Jemaah dan Pembinaan KBIH PPIH Arab Saudi Ali Rochmad di Makkah, Sabtu (5/10).
Selain jemaah yang meninggal, ujarnya, mereka yang akan dibadal-hajikan adalah jamaah yang sakit dan tergantung pada peralatan ICU. Serat jamaah yang depresi atau mengalami gangguan jiwa serta yang sedang dalam proses hukum.
Dana tersebut, katanya, diambil dari hasil optimalisasi Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) reguler. Sedangkan untuk haji khusus dibebankan kepada PIHK (Penyelenggara Ibadah Haji Khusus) yang memberangkatkan. "Tidak ditanggung oleh pemerintah."
Jamaah yang dibadalkan akan dibuatkan sertifikat sebagai tanda sudah haji secara sah. "Sehingga keluarga di Tanah Air tidak perlu ragu."
Tahun ini, tambah Ali Rochmad, jamaah yang meninggal di Tanah Air (embarkasi) dan di pesawat juga akan diupayakan untuk dibadalkan. Selama alokasi anggaran masih mencukupi. Hingga Sabtu (5/10), jamaah calon haji Indonesia yang wafat sebanyak 36 orang.