REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Hujan deras disertai angin kencang merobohkan tenda-tenda yang sudah didirikan di padang Arafah, Rabu (9/10) sore waktu Saudi.
Teknisi Daerah Kerja (Daker) Makkah Masutiyo Rojiun mengatakan, hujan dimulai pukul 14.30. Dimulai dengan rintik-rintik hujan yang kemudian dilanjutkan dengan angin ribut dan hujan deras. Hujan berangin ini berlangsung selama hampir dua jam.
Langit di sekitar Arafah, Mina, dan Muzdalifah diselimuti awan gelap pekat. Hujan yang terjadi di wilayah Aziziyah bahkan menimbulkan genangan air.
"Angin kencang itu merobohkan tenda-tenda jamaah," kata Masutiyo, Rabu malam. Dari yang dia amati, kebanyakan tenda roboh di Maktab 18, meski di maktab yang lain juga banyak tenda roboh. "Hampir seluruh tenda roboh."
Masalahnya, kata Masutiyo, sejumlah tenda sudah dipasang kabel listrik, pendingin ruangan, karpet, maupun kasur. Untuk membetulkan aliran listrik itu membutuhkan waktu sehari penuh.
Petugas haji Indonesia juga sudah mengirimkan mesin fotokopi, komputer, printer, sound system, dan logistik dapur seperti beras maupun minuman. "Kita sibuk mengamankan barang-barang itu," katanya.
"Karpet, kasur bisa diamankan karena masih terbungkus plastik, tapi kami jadinya repot banget," kata Masutiyo.
Untuk mendirikan kembali tenda-tenda tersebut, Masutiyo memperkirakan butuh waktu tiga hari. Puncak haji wukuf di Arafah masih lima hari ke depan. Kejadian serupa pernah terjadi pada 8 Zulhijah tahun 2011.
Hujan di Makkah tergolong langka. Berbeda dengan di Bogor atau Bandung yang hampir setiap hari hujan, di Makkah bisa dihitung dengan jari dalam setahun.
"Saya sudah 19 hari di Makkah, tapi baru sekali melihat hujan pas lagi di Aziziyah yang jalanannya sempat tergenang," kata Fikri Syaukani, pelaksana Media Center Haji.