REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH--Layanan transportasi jamaah haji Indonesia selama berada di Arafah, Mina, dan Muzdalifah (Armina) telah disiapkan. Panitia telah menyiapkan 22 bus untuk satu maktab.
Direktur Layanan Haji Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Sri Ilham Lubis, menyatakan Muassasah, Naqobah (semacam Organda) telah sepakat dengan layanan transportasi sistem taraddudi (shuttle bus). Bus berangkat dari Makkah dalam tiga trip, pukul 08.00-12.00, 12.00-18.00, dan 18.00 hingga pukul 22.00-23.00.
Setiap bus akan didampingi mursyid (penunjuk jalan/guide). Karena ada 22 bus, kata Sri Ilham, jadi ada 22 mursyid. Untuk teknis pemberangkatannya, jamaah yang berada di lokasi jauh dari Armina dan lalu lintasnya padat akan didahulukan, seperti daerah Misfalah, Bakhutmah, Jarwal, Maabdah. "Mereka didahulukan karena kalau terjebak macet bisa berantai efeknya," kata Sri Ilham di kantor Daker Makkah.
Armada bus lalu bergerak dari Arafah ke Muzdalifah setelah Maghrib. Jumlah bus untuk rute ini lebih sedikit, yakni 9 bus per maktab. Sengaja jumlah bus dikurangi karena selain jaraknya yang dekat, juga untuk mengurangi kepadatan. Namun, jumlah trip bertambah, dari semula tiga trip menjadi 7-9 trip. Busnya berkapasitas 49 sampai 60 orang.
Dari Muzdalifah ke Mina, jamaah akan diberangkatkan mulai pukul 22.30. Jamaah, kata Sri Ilham, tidak perlu menunggu setelah tengah malam. "Pemberangkatan jamaah dicicil," katanya.
Adapun transportasi dari Mina kembali ke Makkah ada dua trip, pukul 08.00-12.00 dan 12.00-18.00. Sri meminta ketua kloter memastikan tidak jamaah ikut berjaga di luar tenda di bawah terik matahari. Biarkan petugas haji saja yang memantau bus.